PR BOGOR - Kim Jong Un, pimpinan negara komunis yang sangat otoriter memimpin negaranya bahkan dalam hal-hal kecil seperti menonton sebuah drama atau musik.
Segala bentuk kehidupan warganya sudah diatur melalui hukum yang sudah ditetapkan sehingga kalau pun ada yang melanggar secara otomatis mereka disebut pembelot.
Jangankan kepercayaan, Korea Utara bahkan memiliki aturan model rambut khusus bagi warganya. Mereka hanya boleh memilih satu model gaya rambut dari 28 lainnya.
Baca Juga: Bupati Subang Tak Indahkan Protokol Covid-19, Malah Asik Dangdutan Bersama Pejabat Lain di Daerahnya
Umumnya model rambut yang banyak diberikan seperti halnya bentuk model rambut presiden mereka yaitu Kim Jong Un.
Lebih-lebih, para pemangkas rambut juga tidak boleh sembarangan membentuk atau membuat model terbaru untuk masyarakat.
Lalu bagaimana dengan industri hiburan di Korea Utara?
Baca Juga: Wali Kota Banjar Berontak Usai Diperiksa KPK, Sukaesih Kesal Diwawancara Wartawan Usai Keluar Gedung
Pada musim dingin, di bulan tertentu, warga yang tinggal di ibukota bela-belain menonton sitkom yang ditayangkan di billboard di tengah kota.
Dengan menggunakan jaket tebal, mereka bahkan rela pergi ke luar untuk sekedar nonton sitkom tersebut di tengah suhu yang mencapai minus.
Kim Jong Un melarang keras warganya menonton drama korea (drakor), bahkan kalau ada warga yang kedapatan menonton, maka hukuman menanti. Termasuk juga mendengarkan musik Kpop dari Korea Selatan.
Baca Juga: Polemik Program Organisasi Penggerak, Nadiem Makarim Deketin PBNU Mohon Doa Restu Hadapi Tugas Berat
Namun, pembelot Korea Utara dan joki siaran, Han Song Yi berbicara bulan lalu, tentang bagaimana BTS, secara diam-diam, populer di Korea Utara.
Dirangkumm Pikiranrakyat-bogor.com dari Koreaboo, penggemar BTS atau ARMY setempat rupanya menggunakan kata-kata atau kode tertentu, seperti 'Bangtan Bag' untuk membentuk grup tanpa ketahuan.
Hal ini menyebabkan adanya unit khusus untuk mendeteksi dan menganiaya orang-orang yang mendengarkan boyband Korea Selatan.
Baca Juga: Sebut IDI Kacung WHO, Jerinx SID Ditahan Polda Bali Usai Ditetapkan Tersangka Kasus Ujaran Kebencian
Pelarangan ini bukan tanpa alasan, Kim Jong Un mendoktrin warganya agar tidak terpengaruh budaya selatan, karena pemerintah Korea Utara melihat Kpop sebagai propaganda Korea Selatan yang dapat mempengaruhi kepercayaan warganya dengan cara yang tidak diinginkan.
Belum disebutkan hukuman apa yang akan dihadapi tentara atas tindakan mereka, tapi mudah-mudahan tidak parah.
Sulit membayangkan seseorang ditangkap karena sesuatu yang sederhana seperti mendengarkan dan menari diiringi musik, tetapi itulah kenyataan hidup di Korea Utara.
Baca Juga: Jelang 17 Agustus Belanja di Yamaha Ada Tawaran Khusus Bagi PNS, Cukup Bawa Slip Gaji dan KTP
Berdasarkan laporan Radio Free Asia, sebuah video diputar secara luas menunjukan warga Korea Utara dihukum karena meniru kata-kata dan ungkapan yang populer di Korea Selatan.
Diketahui memang, tidak sedikit warga negara itu yang menirukan gaya bicara masyarakat Korsel, hingga menonton drakor sebagai media hiburan.
Pada video yang beredar, memperlihatkan masyarakat Korut ditangkap dan diinterogasi lantaran meniru budaya Korsel.
Baca Juga: Seolhyun Ikut Terseret Kasus Perundungan Mina AOA, Dinilai Perlu Juga Mendapatkan Ganjaran
Menurut seorang sumber, sebanyak 70 persen warga Korut dihukum karena ketahun menonton drakor dan meniru budaya Korsel.
Sejumlah warga Korut terdiri dari pria dan wanita dicukur rambutnya, mereka juga diikat ketika para penyidik menginterogasi.
"Pembicara dalam video itu mengatakan 70 persen penduduk di seluruh negeri (Korut) menonton film dan drama Korea Selatan," ungkap seorang penduduk provinsi Hamgyong Utara.***