Fakta-fakta tentang Generasi Z yang Viral di Media Sosial, Apa Benar Mereka Pemalas dan Problematik?

4 Oktober 2023, 21:00 WIB
Benarkah Generasi Z pemalas dan problematik seperti perkataan warganet di medsos? Cek faktanya di sini. /Pexels.com/Creative Vix

PEMBRITA BOGOR – Generasi Z, yang seringkali menjadi sorotan di jagat maya, telah mengundang perhatian publik, terutama di platform media sosial seperti Twitter. Banyak yang menuduh mereka sebagai generasi yang malas bekerja dan problematik.

Belakangan ini, konten kreator terkenal, Oza Rangkuti, menjadi bahan perdebatan karena lelucon dan materi bercandanya yang dianggap merendahkan Generasi Z. Meskipun kontroversial, ada juga yang setuju dengan pandangan yang dia sampaikan.

Percakapan antara Oza dan warganet memperdebatkan perilaku dan karakteristik Generasi Z dalam kehidupan nyata. Beberapa komentar tampak memojokkan mereka.

Baca Juga: Situs Gunung Padang, Situs Prasejarah Kebudayaan Megalitikum di Kabupaten Cianjur Jawa Barat

Sementara itu, warganet yang lain mencoba memberikan pemahaman baru tentang mengapa Generasi Z sering dianggap pemalas, termasuk faktor perbedaan dalam tuntutan situasi.

Lantas, apa fakta menarik dari Generasi Z yang viral di media sosial ini? Apa benar mereka pemalas dan problematik? Cek fakta selengkapnya.

Cek Fakta: Benarkah Generasi Z Pemalas dan Problematik?

Ilustrasi Generasi Z - Benarkah mereka pemalas dan problematik? Cek faktanya di sini. Pixabay

Pertanyaan pertama yang muncul adalah, siapa sebenarnya Generasi Z?

Baca Juga: 5 Rekomendasi Bakso Enak di Bogor, Ada Bakso Jumbo hingga Tumpahan Tetelan Melimpah

Menurut Britannica, Generasi Z adalah istilah yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan individu yang lahir pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an, yaitu antara tahun 1997 hingga 2012.

Generasi ini muncul saat resesi besar tahun 2007-2009 dan selama pandemi Covid-19. Mereka tumbuh dalam era teknologi yang berkembang pesat, di mana di Amerika, Generasi Z sering disebut sebagai iGeneration atau Homelanders.

Salah satu ciri utama mereka adalah keragaman, dengan sekitar 16 persen Generasi Z mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari komunitas gender non-biner.

Baca Juga: Rekomendasi Tempat Nongkrong di Bogor, Ada yang Kayak di Eropa Loh

Tak hanya itu, Generasi Z juga disebut sebagai generasi yang lebih fleksibel dalam menghadapi norma-norma gender.

Mereka, terutama di Amerika, lebih cenderung tinggal di kota-kota besar dan daerah metropolitan.

Berbeda dengan generasi sebelumnya, mereka adalah generasi digital pertama yang tumbuh dalam era terhubung secara digital.

Baca Juga: 8 Produk Terbaru Adidas yang Harus Kamu Miliki

Ini berdampak pada cara mereka berinteraksi, dengan Generasi Z lebih mahir dalam menggunakan media sosial dibandingkan dengan milenial.

Namun, apakah semua pandangan negatif tentang Generasi Z benar? Penelitian terbaru yang berhubungan dengan Stanford mengungkapkan beberapa ciri positif generasi ini.

Mereka adalah generasi yang tumbuh dalam dunia yang tidak pernah mengenal internet tanpa henti. Mereka menghargai keragaman dan mampu menemukan identitas unik mereka sendiri.

Baca Juga: Universitas Terbuka (UT) Buka Kembali Seleksi CPNS, Sebanyak 161 Formasi ASN Tersedia pada Tahun 2023

Menurut akademisi Stanford, Roberta Katz, Generasi Z adalah kelompok yang sangat kolaboratif, peduli terhadap orang lain, dan memiliki sikap pragmatis dalam mengatasi berbagai masalah.

Penelitian ini melibatkan 2.000 responden berusia 18 hingga 25 tahun, yang menunjukkan bahwa karakteristik Generasi Z umumnya mirip, termasuk perilaku kolaboratif, sikap pragmatis, dan pendekatan kepemimpinan yang lebih egaliter.

Meskipun Generasi Z tampaknya memiliki kepribadian yang lebih pragmatis, mereka juga memiliki kecemasan tentang isu-isu warisan, seperti perubahan iklim.

Baca Juga: Masih Suka Pakai Stiker WA dan Meme Pakai Wajah Orang Lain? Siap-Siap Kena UU ITE

Namun, sikap pragmatis mereka memungkinkan mereka untuk mencari solusi yang diperlukan, terutama dalam konteks pekerjaan.

Jadi, Generasi Z mungkin telah menciptakan kontroversi, tetapi penelitian menunjukkan bahwa ternyata mereka adalah generasi yang unik, penuh keragaman, dan punya potensi besar untuk mempengaruhi dunia dengan cara yang positif.***

Editor: Muhammad Rizky Suryana

Tags

Terkini

Terpopuler