Remaja 15 Tahun Jadi Gamer Sejati Sampai Tangannya Lumpuh, Bermain 22 Jam Sehari Selama Lockdown

14 Juli 2020, 05:25 WIB
Even game online di Kuala Lumpur, beberapa waktu lalu. /

 


PR BOGOR - Bermain game sempat menjadi kampanye Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) agar anak-anak dan remaja mau tinggal di rumah selama pandemi global Covid-19.

Namun sayangnya, kampanye ini menjadi mala petaka bagi remaja berusia 15 tahun asal Tiongkok.

Diberitakan di Pikiran-Rakyat.com, Senin 13 Juli 2020, baru-baru ini dilaporkan seorang remaja berusia 15 tahun ini dilarikan ke rumah sakit setelah setelah tiba-tiba pingsan di rumahnya.

Baca Juga: Kabur ke Amerika Serikat, Ilmuan Tiongkok Berani Ungkap Sikap Pemerintah Tutupi Fakta Covid-19

Remaja bernama Xiaobin asal Tiongkok itu tak dapat menggerakkan tangan kirinya akibat terlalu lama bermain game.

Sejak Tiongkok menerapkan lockdown karena Covid-19, remaja itu dikabarkan tinggal di kamarnya, bermain game selama 22 jam setiap hari selama satu bulan.

Xiaobin tinggal di rumah karena banyak sekolah ditutup akibat pandemi yang melanda Tiongkok.

Baca Juga: PBB Ungkap Pembunuh Sebanarnya Jamal Khashoggi 2 Tahun Lalu, Mohammad bin Salman Dalang Kasus Ini

Orang tuanya juga tidak mengetahui kegiatan remaja tersebut yang mengunci diri dari dalam kamar. Xiaobin mengatakan kepada orang tuanya bahwa dirinya sedang mengikuti kelas online.

Artikel ini telah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul 'Main Game 22 Jam Sehari, Tangan Remaja Jadi Lumpuh'.

“Dia menutup jendela dan mengunci pintu. Kami tidak tahu apa yang dia lakukan di sana, ” kata orang tuanya kepada wartawan.

Orang tuanya kemudian melihat pesan dengan teman-teman Xiaobin yang mengatakan hanya tidur 2 jam per hari.

Baca Juga: KABAR BURUK: Dana BOS SD se-Kota Bogor Dikorupsi, Negara harus Menanggung Rugi Belasan Miliar Rupiah

Xiaobin saat ini menjalani perawatan di rumah sakit tetapi masih belum diketahui kapan akan pulih.

dr. Li, seorang spesialis otak di rumah sakit yang menangani Xiaobin mendiagnosisnya dengan stroke otak. Li mengatakan kondisi Xiaobin karena bermain game terlalu berlebihan dan kekurangan waktu tidur.

Penyakit stroke otak diakibatkan kurangnya nutrisi dan istirahat, sehingga menyebabkan berkurangnya jumlah darah dan oksigen yang mencapai otak.

Baca Juga: Akhirnya Penganiaya ABK WNI yang Dibekukan di Freezer Kapal Dibekuk Polisi, Pelaku Warga Tiongkok

Menurut Unity Point, kecanduan bermain game dapat menyebabkan cepat marah, cemas atau depresi yang memengaruhi kinerja seseorang di sekolah atau di tempat kerja.***

Editor: Amir Faisol

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler