PR BOGOR - Studi terbaru menemukan, Kutub Selatan mengalami perubahan cuaca, memanas hingga tiga kali lipat daripada bagian bumi lain.
Diberitakan di Pikiran-Rakyat.com, Selasa 30 Juni 2020, peningkatan suhu di Kutub Selatan lantaran adanya peningkatan gas rumah kaca dan perubahan cuaca alami di daerah tropis.
Dua faktor ini mampu menjelaskan mengapa Antartika menanggung beban perubahan iklim, menurut para peneliti dari Victoria University, Selandia Baru.
Baca Juga: Siap-siap Mulai Besok Keluar Masuk Jakarta Diperketat, Gubernur Anies Baswedan Berlakukan SIKM
Ilmuan Dr Kyle Clem dari peneliti Universitas Victoria memeriksa data stasiun cuaca, pengamatan dan model iklim untuk lebih memahami mengapa tingkat kenaikan suhu naik sangat banyak.
Kenaikan suhu tidak biasa bukan hasil dari perubahan iklim alami saja. Melainkan faktor-faktor lain menjadi pertimbangan serius.
"Efeknya mungkin bekerja bersama-sama untuk menjadikan ini salah satu tren pemanasan terkuat di Bumi," kata Dr. Clem.
Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat dan Quraish Shihab Puji Gus Baha, Keturunan Ahli Quran dan Kesayangan Mbah Moen
Pada Februari 2020, suhu di kutub selatan Bumi mencapai 18,3 derajat celsius. Suhu ini mengalahkan rekor sebelumnya yaitu 17,5 derajat celsius.