Kalau Anda mengakses laman Google hari ini, Anda akan menyadari ada sesuatu yang berbeda. Ilustrasi Google Doodle hari ini digantikan dengan sosok seorang dokter perempuan yang tengah menggendong seorang bayi. Perempuan itu ternyata adalah Marie Thomas, sosok dokter perempuan pertama di Indonesia.
Dirangkum oleh PRBogor.com dari berbagai sumber, berikut 5 fakta Marie Thomas, dokter perempuan di Indonesia.
1. Murid STOVIA
Tahun 1851 silam berdirilah sebuah sekolah dokter untuk kaum Hindia Belanda yang bernama School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen (STOVIA).
Di sekolah yang penuh dengan murid laki-laki ini, sulit sekali untuk memberikan kesempatan pada perempuan menjadi seorang dokter.
Hingga akhirnya seorang dokter dari Belanda, Aletta Jacobs hadir dan membawa perubahan besar terutama bagi perempuan.
Berkat dirinyalah akhirnya Marie Thomas berkesempatan untuk belajar di STOVIA.
Baca Juga: Roy Marten Sembuh dari Covid-19: Atas Pertolongan Tuhan, Saya Memenangkan Pertandingan
2. Lahir dari Keluarga Berlatarbelakang Militer
Marie Thomas lahir di Minahasa, Sulawesi Utara pada 1896.
Ayahnya adalah seorang tentara yang sering berpindah kota, hal inilah yang membuat dirinya kemudian sering berpindah tempat tinggal.
Dirinya juga pernah merasakan bersekolah di Manado hingga Surabaya.
3. Kesulitan Biaya Pendidikan
Meskipun sudah mendapatkan izin bagi kaum perempuan untuk bersekolah di STOVIA.
Namun sayangnya, para perempuan yang ingin menjalani pendidikan dokter masih menerima diskriminasi.
Berbeda dengan kaum laki-laki yang dibiayai pemerintah, para perempuan harus membayar biaya pendaftaran hingga biaya hidup mereka sendiri.
Inilah sebabnya ada beberapa perempuan Belanda di Batavia yang kemudian mendirikan yayasan untuk membantu pendidikan bagi perempuan.
4. Mendapat Beasiswa
Karena kecerdasannya, Marie Thomas kemudian berhasil mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di STOVIA.
Diketahui, kala itu Marie Thomas menjadi satu-satunya perempuan d iantara 180 siswa laki-laki yang bersekolah kedokteran hingga akhirnya dua tahun kemudian, ada seorang perempuan bernama Anna Warouw menjadi murid STOVIA juga.
5. Mendirikan Sekolah Kebidanan
Marie Thomas yang menikah dengan teman sekelasnya sendiri di STOVIA yaitu Mohammad Yusuf kemudian pindah ke Padang.
Selain tetap menjadi dokter disana, ia juga tergabung dalam sebuah organisasi lokal di Padang bernama Vereeniging van Indonesische Geneeskundigen.
Pada 1950 kemudian mendirikan sekolah kebidanan di Bukittinggi.
Sekolah ini merupakan sekolah kebidanan pertama yang berdiri di Sumatera dan kedua di Indonesia.***