Selamat Hari Ibu, Berikut Sejarah Hari Ibu yang Diperingati Setiap 22 Desember, Ada Tokoh Penting!

- 21 Desember 2020, 12:20 WIB
Ilustrasi ibu bermain dengan anak: Sejarah peringatan Hari Ibu.
Ilustrasi ibu bermain dengan anak: Sejarah peringatan Hari Ibu. /PIXABAY

Yang mana para pejuang-pejuang wanita pada abad ke 19 tersebut, ada tokoh M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lainny yang secara tidak langsung telah merintis organisasi perempuan melalui gerakan-gerakan perjuangan.

Baca Juga: Viral Video Perawat di Amerika Serikat Pingsan Usai Vaksinasi Covid-19, Benarkah?

Kemudian para tokoh-tokoh tersebut lah yang menjadi latar belakang dan juga tonggak sejarah perjuangan kaum perempuan di Indonesia, serta adanya tokoh-tokoh tersebut dapat memotivasi para pemimpin organisasi perempuan dari berbagai wilayah se-Nusantara.

Yang pada saat itu para perempuan dari berbagai Pulau Jawa dan Sumatera berkumpul bersama untuk dapat menyatukan berbagai pikiran serta semangat berjuang untuk dapat menuju kemerdekaan serta perbaikan nasib bagi kaum perempuan itu sendiri.

Dalam Kongres Perempuan Indonesia I yang menjadi agenda utama untuk dibahas, yakni mengenai persatuan perempuan Nusantara; peranan perempuan dalam perjuangan kemerdekaan; peranan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa; perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita; pernikahan usia dini bagi perempuan, serta berbagai bahasan laiinya.

Baca Juga: Masih Misteri Penyebab Api Mengamuk di Mako Brimob Depok

Selanjutnya dalam Kongres Perempuan Indonesia I tersebut, banyak sekali hal besar yang diagendakan bersama, tetapi tanpa mengangkat adanya masalah kesetaraan gender, kemudian para pejuang perempuan itu menuangkan pemikiran kritis dan upaya-upaya yang amat penting bagi kemajuan bangsa Indonesia khususnya kaum perempuan.

Kemudian bulan Juli 1935 dilaksanakan kembali untuk Kongres Perempuan Indonesia II, dalam konggres ini juga dibentuk sebuah badan yang bernama BPBH (Badan Pemberantasan Buta Huruf), serta dibahas juga tentang menentang perlakuan tidak wajar atas buruh wanita perusahaan batik di Lasem, Rembang.

Selanjutnya penetapan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember sendiri baru diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938.

Baca Juga: Puan Maharani Usul Kaji Wacana Presiden 3 Periode, Rizal Ramli: Lah Kok Nekat Mau Lagi? Ngelindur?

Halaman:

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Kemdikbud LPMP Riau


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah