UNICEF: 60 Juta Pelajar Indonesia Hentikan Studinya Selama Pandemi

1 Agustus 2021, 14:56 WIB
Ilustrasi belajar: Unicef mencatat, lebih dari 60 juta pelajar di Indonesia terpaksa menghentikan studinya yang membuat situasi pendidikan makin memburuk. /ANTARA

PR BOGOR - Pandemi Covid-19 memberikan pengaruh besar bagi pendidikan di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.

Hampir di seluruh sekolah yang ada di Indonesia menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM) dan menggantinya dengan belajar daring yang dilakukan di rumah.

Hal ini yang kemudian menjadikan kualitas pendidikan menurun drastis. UNICEF mencatat, lebih dari 60 juta pelajar di Indonesia terpaksa menghentikan studinya yang membuat situasi pendidikan makin memburuk.

Baca Juga: Profil Xiao Zhan, Aktor dan Penyanyi asal China, Mulai dari Karier hingga Deretan Drama yang Pernah Dibintangi

Bahkan OECD for International Student Assessment Report, seperti dikutip dari Straits Times menyebut jika pelajar Indonesia mendapat nilai terendah untuk mata pelajaran matematika, membaca dan sains.

Indonesia tertingal dari negera-negara Asia Tenggara, seperti Singapura, Malaysia dan Thailand.

Tidak sedikit orang tua siswa menyebut jika sistem pembelajaran daring atau online tidak ideal bagi anak-anak mereka.

Baca Juga: Cara Mengetahui Berapa Banyak Saingan Peserta CPNS 2021 yang Lulus Seleksi Administrasi, Bisa Pakai Trik Ini?

Namun, pilihan ini mau tidak mau harus dijalankan untuk mencegah penularan Covid-19 di kalangan pelajar.

“Pembelajaran online adalah pilihan terbaik untuk saat ini,” kata Natalia Widiasari (41) salah seorang dosen di salah satu perguruan tinggi di Indonesia.

Di sisi lain, banyak kendala yang dialami siswa saat belajar daring. Tidak sedikit orang tua maupun siswa mengaku sulit menyerap materi pembelajaran yang diberikan guru.

Baca Juga: Link Nonton dan Spoiler Anime Boruto Episode 209: Keputusan Kawaki untuk Meninggalkan Konoha

Selain itu, masalah konektivitas yang selama ini dikeluhkan banyak orang tua dan siswa juga berpengaruh dalam pembelajaran daring.

Kepala SMKN 1 Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Dadan Suprianto tidak menampik jika belajar daring atau online berjalan tidak maksimal.

Menurut Dadan, ada beberapa faktor penyebab pembelajaran daring sulit diserap siswa.
Pertama masalah teknis. Menurut Dadan, tidak semua wilayah di Kabupaten Bogor mendapat dukungan jaringan internet.

Baca Juga: Link Nonton The Devil Judge Episode 10 Sub Indo: Aksi Kim Ga On dan Kang Yo Han Membalas Para Penjahat

“Kedua tidak semua guru bisa mengembangkan metode pembelajaran berbasis IT,” kata Dadan kepada PikiranRakyat-Bogor.com.

Namun, lanjut Dadan, pembelajaran daring mau tidak mau harus diterapkan oleh sejumlah sekolah.

Bahkan, di sekolah yang dipimpinnya metode pembelajaran juga menggunakan sistem daring selain luring (luar jaringan).

Baca Juga: Ramalan Zodiak Leo Besok Senin, 2 Agustus 2021: Mulai dari Percintaan, Kesehatan hingga Karier

"Saat Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat, seluruh kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring dengan menggunakan learning manajemen system (LMS),” kata Dadan.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Tags

Terkini

Terpopuler