Baca Juga: Warga Bogor Ingat Hari Ini Ada Operasi Patuh Lodaya, Satlantas Polresta Berjaga di Lima Lokasi Ini
Namun, bukannya memberikan efek yang baik penggunaan merkuri malah memicu sel kanker dalam tubuh seseorang.
"Coba google 'tragedi merkuri jepang'. Bahaya kan?," tulisnya.
Dalam unggahan tersebut dokter sekaligus influencer itu hanya meminta agar menghormati segala prosesnya baik vaksin maupun obat herbal.
Baca Juga: Youtuber Diamankan Polisi Usai Bikin Prank Sampah, Pihak Keluarga Minta Edo Putra Dipulangkan
View this post on Instagram
Buat kawan2 netizen, yg kemakan omongan “umat konspirasi” silakan cek google, banyak kok info, trmasuk kalung anti corona, @ugm.yogyakarta sudah statement juga lhoh • semua kampus fk itu sudah ada materi kuliah Obat herbal, dinamakan tanaman obat keluarga, ini syaa share artikel @ugm.yogyakarta • Semua sama, harus lewati uji klinis 3 tahap (sudah saya jelaskan bareng @dr.fajriaddai dan BIN di acara tv @whatsupdoc_inewstv ) • Kaya vaksin juga sama. Nah ketika ujicoba sampe ke manusia, itu sudah lolos tahap 1 dan 2, artinya efek samping minimal • So tinggal uji tahap 3, untuk menilai tingkat efektivitas. Status vaksin dan obat obat herbal ini podo mase. Jadi relax. Yg jadi masalah itu KLAIM • Sebelum lolos 3 uji ini, ga boleh asal klaim. Bahaya. • Contoh: tragedi merkuri, yg dijadikan campuran obat pemutih dan malah jadi pemicu kanker. Coba google “tragedi merkuri jepang” • Bahaya kan? • Nah hormati prosesnya. Vaksin, obat herbal, itu sama. semua proses ! • Obat herbal KITA DUKUNG. Tapi kalo mengaku2, professor, dokter, padahal tidak ada dasar, dan direkam video, itu tentu bisa menjadi miss informasi • Buat netizen, silakan tuduh saya kacung who dkk, apalah, tapi saya hanya share narasi dari literasi
A post shared by Cipeng | TIRTA (@dr.tirta) on Aug 2, 2020 at 6:03am PDT
Tidak memungkiri, dr. Tirta juga mendukung obat herbal, tapi yang dipermasalahkan adalah informasi yang salah, disebarluaskan sehingga memicu kemungkinan yang tidak diinginkan.
"Obat herbal KITA DUKUNG. Tapi kalo mengaku2, professor, dokter, padahal tidak ada dasar, dan direkam video, itu tentu bisa menjadi miss informasi," tuturnya.