Urine Editor Metro TV Mengandung Amfetamin Positif, Diduga Kejiwaannya Terganggu Sebelum Bunuh Diri

- 25 Juli 2020, 13:19 WIB
Polisi mengamankan sejumlah barang bukti terkait kematian Editor Metro TV Yodi Prabowo.*/Dok. PMJ News
Polisi mengamankan sejumlah barang bukti terkait kematian Editor Metro TV Yodi Prabowo.*/Dok. PMJ News /

PR BOGOR - Polda Metro Jaya memastikan hasil pemeriksaan skrining narkoba, di dalam urine Yodi Prabowo ditemukan kandungan positif amfetamin.

Direktur Reserse Kriminal Umum Kombes Pol. Tubagus Ade Hidayat menjelaskan dnegan ditemukannya urine Yodi Prabowo mengandung amfetamin positif, maka diduga kuat editor Metro TV itu mengonsumsi amfetamin.

Pengaruh amfetamin memiliki pengaruh terhadap kejiwaan, yaitu meningkatnya keberanian yang luar biasa, sehingga ketika tidak dikontrol akan memicu hal-hal yang sifatnya tidak mungkin dilakukan orang normal, dia lakukan.

Baca Juga: Pertanyaan Terakhir Editor Metro TV ke Suci Fitri, Yodi Prabowo: Kalau Saya Tidak Ada Bagaimana?

Oleh karena itu, dalam hal ini, kepolisian menegaskan, sikap orang yang tidak normal karena pengaruh amfetamin itu sangat berbeda dangan orang-orang pada umumnya.

"Jawabannya urinnya, positif amfetamin berarti dia konsumsi amfetamin, lalu apa pengaruhnya, yaitu terhadap kejiwaan. Yaitu meningkatnya keberanian yang sedemikian luar biasa. Makanya jangan pernah membandingkan pikiran orang normal dengan orang yang sedang tidak normal. Maka yang harus diukur bagaimana kadar amfetamin itu," Kombes Pol. Tubagus Ade Hidayat, dalam rilis penyelidikan kasus Yodi Prabowi, Sabtu 25 Juli 2020.

Ade menjabarkan, mengenai hasiil pemeriksaan forensik, tidak ada luka lain kecuali luka di dada dan di leher baik lecet atau benturan benda tumpul lainnya.

Baca Juga: Episode Akhir Kematian Editor Metro TV, Polisi Tetapkan Yodi Prabowo Diduga Bunuh Diri Bukan Dibunuh

Selain itu, jenazah yang diperiksa meninggal dua atau tiga hari sebelum pemeriksaan. Pemeriksaan dilakukan usai jenazah ditemukan di TKP pinggir Tol JORR, Jumat 10 Juli.

Almarhum Yodi Prabowo.
Almarhum Yodi Prabowo.

Selanjutnya, Dokter Forensik Polda Metro Jaya, Kombes. Pol I Made Wira menyampaikan berdasarkan hasil pemeriksaan luka di tubuh korban, tidak menemukan tandan-tanda kekerasan lain selain luka tusuk di dada, sebanyak 4 kali.

Gambaran kedalaman luka yang dialami Yodi Prabowo bermacam-macam, ada hanya di jaringan otot, ke dua dan ketiga lebih dalam lagi hingga memutus bagian bawah paru-paru.

Baca Juga: Pelancong Asal Tiongkok Tewas di Bali Gantung Diri Akhiri Hidupnya, Baru Ditemukan 2 Hari Kemudian

Sementara untuk luka di bagian leher, ditemukan luka tajam sampai memotong tenggorokan. Sehingga dokter memastika Yodi Prabowo meninggal diduga karena benda tajam di leher.

"Tapi tidak sampai memotong pembuluh darah balik dan darah utama leher," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang jenazah laki-laki ditemukan di pinggir Tol JORR Pesanggrahan Jalan Ulujami Raya, Ulujami, kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan pada Jumat 10 Juli 2020.

Baca Juga: Pilih Lembaran Baru, Lesti Kejora Fokus ke Masa Depan dan Menutup Kisahnya dengan Rizky Ridho

Setelah dicek jenazah laki-laki itu merupakan salah satu Editor stasiun TV yakni Metro TV bernama Yodi Prabowo.

Dalam penyelidikan polisi, Yodi Prabowo menerima luka tusukan senjata tajam di bagian badan yakni dada dan leher.

Kematian Yodi Prabowo itu dipertegas kepolisian dengan adannya fakta dari beberapa penyelidikan dan mendapati Yodi Prabowo meninggal dunia diduga karena bunuh diri.

Baca Juga: Usai 2 Pekan Jadi Misteri, Hari Ini Polri Bakal Beberkan Fakta Kematian Editor Metro TV Yodi Prabowo

“Maka penyidik sampai saat ini berkesimpulan yang bersangkutan diduga kuat melakukan bunuh diri,” tegas Kombes Ade.***

Editor: Amir Faisol


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah