Puncak COVID-19 Diprediksi Bulan Mei, Peneliti ITB: Ada Syaratnya

- 20 April 2020, 12:39 WIB
Petugas Dinas Perhubungan Kota Bekasi melakukan pengecekan suhu tubuh pengendara di Gerbang Tol Bekasi Barat 1, dalam rangka penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) perdana, Rabu , 15 April 2020.*
Petugas Dinas Perhubungan Kota Bekasi melakukan pengecekan suhu tubuh pengendara di Gerbang Tol Bekasi Barat 1, dalam rangka penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) perdana, Rabu , 15 April 2020.* /ANTARA/

PIKIRAN RAKYAT BOGOR - Hingga memasuki akhir April 2020 penyebaran virus corona di Indonesia masih terus menunjukkan penambahan kasus yang siginifikan.

Nuning Nuraini selaku Peneliti Matematika Epidemiologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) mengatakan berdasarkan perhitungan yang dilakukannya bersama dengan SimcovID team, puncak virus corona akan terjadi pada bulan Mei 2020 mendatang.

Prediksi tersebut mungkin terjadi dengan syarat PSBB yang dicanangkan oleh pemerintah patutnya dipatuhi oleh semua elemen masyarakat.

Baca Juga: 25 Pasar Tradisional Kota Bandung Terapkan Program Belanja Online, Simak Penjelasannya

Puncak pandemi COVID-19 diperkirakan baru akan terjadi pada bulan Juli 2020 mendatang apabila upaya pencegahan hanya sebatas imbauan untuk pembatasan fisik tanpa adanya PSBB.

Periode pandemi yang lama kemungkinan menyebabkan tejadinya peningkatan angka kematian.

Lebih lanjut Nuning mengungkapkan, intervensi berupa supresi PSBB sangat diperlukan untuk mempersingkat durasi dari epidemi dan menurunkan puncak kasus aktif dan angka kematian.

Baca Juga: Bandung Raya Siap Terapkan PSBB, Bantuan Pemprov Jawa Barat Mulai Disalurkan Kepada Warga

Supresi adalah mobilitas penduduknya hanya sebesar 10 dan 90 persen lainnya diam di rumah, sehingga penyebaran virus corona dapat terminimalisir.

"Secara umum, kalau supresi ini berjalan dengan baik itu harapannya puncak itu bisa terjadi di bulan Mei.

Hampir sama dengan banyak kajian. Harapannya puncak itu bisa terlewati di Mei puncaknya. Karena kalau physical distancing tanpa PSBB itu baru tercapai di Juli," tuturnya.

Sumber artikel dari Pikiran-Rakyat.Com dengan judul "Peneliti ITB Prediksi Puncak COVID-19 akan Terjadi di Bulan Mei dengan Satu Syarat"

Ia juga menyayangkan bahwa Jawa Barat memiliki tingkat perhatian dan kepedulian yang rendah terkait COVID-19 dibandingkan dengan daerah lain.

"Kalau hanya imbauan, physical distancing banyak yang acuh, karena kami juga baru lihat informasi itu menunjukan tingkat kepedulian masyarakat Jawa Barat itu di tingkat yang paling rendah. Di antara DKI, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Banten,” kata dia.

PSBB di Jakarta yang terlebih dahulu sudah diberlakukan menurut Nuning sudah menunjukkan tren yang sangan baik.

Baca Juga: Bulan Suci Ramadhan Hampi Tiba, Donald Trump Ingatkan Umat Islam

"Kita lakukan perhitungan, karena baru 10 April kemarin, jadi baru belum 10 hari, itu menunjukan tren penurunan nilai reproduksi ini. Tetapi belum sampai di bawah 1. Jadi kita perlu waktu untuk bisa melihat apakah PSBB ini bisa menekan angka reproduksi ini sampai kurang dari 1,” pungkasnya.***

Editor: Miftah Hadi Sopyan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah