Network
PR BOGOR - Berikut ini kumpulan puisi kemerdekaan yang menyentuh hati, cocok dibagikan ke sosial media untuk merayakan HUT RI ke-78.
Kumpulan puisi kemerdekaan menyentuh hati ini cocok juga dibacakan saat memeriahkan perayaan HUT RI ke-78.
Kumpulan puisi kemerdekaan berikut ini juga sangat singkat sehingga mudah dihafalkan ketika merayakan HUT RI ke-78.
Lewat karya puisi, perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2023 akan terasa lebih khidmat.
Baca Juga: Resep Mille Crepe Cake ala Devina Hermawan, Tanpa Oven dan Mudah Dilakukan
Selain itu, kumpulan puisi bertema kemerdekaan berikut ini juga diharapkan bisa menumbuhkan rasa nasionalisme yang tinggi.
Berikut beberapa contoh puisi Kemerdekaan 17 Agustus untuk anak SD yang singkat dan mudah dihafalkan.
Judul Puisi: Bela Negara
Karya: Dilla Hardina Agustiani
Kobar semangat terus membara
Menyulut asa tuk bela negara
Berkorban jiwa serta raga
Usir penjajah dari tanah air kita
Ratusan nyawa pahlawan telah melayang
Mereka dengan gagah berani berperang
Menebas ketidakadilan walau penuh rintang
Agar tak ada lagi rakyat yang terkekang
17 Agustus kita telah merdeka
Perjuangan para pahlawan tak sia-sia
Terluka parah bahkan hilang nyawa pun rela
Demi melihat generasinya hidup damai sentosa
Judul Puisi: Di Bawah Kibaran Merah Putih Aku tersimpuh
Karya: M. Taufiq Affandi
Di bawah kibaran merah putih
bayangnya berdansa dengan pasir yang kupijak
menekuk, meliuk, menggelora
Baca Juga: 10 Ucapan Dirgahayu Indonesia, Cocok Dijadikan Status di Media Sosial pada Momentum HUT RI ke-76
Aku tersimpuh
di bawah naungan merah putih
yang enggan turun, enggan layu
setelah lama badai menghujamnya
Mencari pijakan, aku harus bangkit
menepis debu yang menggelayutiku
menebalkan lagi tapak kakiku
ini waktuku berdiri!
Tak lagi aku lengah, takkan
ini tanah bukan tanah tanpa darah
ia terhampar bukan tanpa tangis
terserak cecer tiap partikel mesiu di sana
Baca Juga: 15 Link Download Twibbon HUT ke-76 RI Gratis dan Desain Baru, Dapat Dibagikan Ke Sosial Media Kamu
Jika pada patahan waktu yang lalu
aku bersembunyi, berkarung
pada lipatan detik ini, aku bukanlah kemarin
aku adalah detik ini, aku akan menjadi esok
Aku terhuyung
memegang erat tiang merah putih
aku memanjat asa, memupuk tekad
Indonesia, pegang genggam beraniku!.***
