Untuk itu, ketika Fadly usai menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Hukum Universitas Airlangga (FH Unair) Surabaya. Fadly meminta pertimbangan kedua orang tuanya agar bisa melanjutkan pendidikan untuk menjadi seorang pilot.
"Setelah tamat pendidikan hukum, sambil nunggu cari-cari kerja, dia (Fadly) ketemu temen lamanya. Kebetulan ada salah satu temannya yang jadi pilot di Lion Air. Setelah berdiskusi, ternyata dia tertarik karena nyambung juga sama cita-citanya. Dia juga minta pertimbangan kami (orang tua), kita sebagai orang tua ya mendukung," tuturnya.
Baca Juga: Tanggap Darurat Bencana Longsor Cimanggung Sumedang, Kemensos 'Gercep' Kucurkan Dana Rp1 Miliar
Setelah mendapatkan restu, Fadly melanjutkan pendidikan di perusahaan NAM Air yang ada di Bangka Belitung selama satu tahun dua bulan.
"Terus pas masuk penerbangan, kan harus ada latihan lagi selama tiga bulan lebih. Simulator istilahnya sesuai dengan spesifikasi pesawatnya. Setelah itu, dia jadi Co-Pilot di NAM Air. Sudah sekitar tiga tahun jadi Co-Pilot," ungkapnya.
Satu persatu kerabat tampak mendatangi rumah Sumarzen untuk menyampaikan belasungkawa atas musibah yang dialami putra-nya.
Baca Juga: Ini Nomor Darurat tentang Informasi Korban Kecelakaan Sriwijaya Air SJ182
Mantan pejabat di perusahaan Badan Usaha Milik Negara PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III ini terlihat tegar sembari menerima tamu-tamu yang terus berdatangan.
Sementara istri-nya Ninik Andriyani terlihat tak kuasa membendung kesedihan dengan terus menerus menangis.***
Editor: Yuni
Sumber: Antara News