Indonesia Kebanjiran Investasi dari Tiongkok, Mantan Wakil Ketua KPK Akui Resah dan Takut

- 8 Desember 2020, 17:20 WIB
Ilustrasi investasi asing. /Pixabay/Capri23auto
Ilustrasi investasi asing. /Pixabay/Capri23auto /

PR BOGOR - Mantan Wakil Ketua KPK, Laode M Syarif khawatir dengan investasi Tiongkok di Indonesia. Pasalnya, investor negara itu dikenal kerap mengabaikan aturan di negara tempat dia berinvestasi.

"Saya sebenarnya takut sedikit, Sebenarnya bukan sedikit tapi takut banyak ketika Tiongkok akan menjadi investor nomor satu di Indonesia." kata Laode, dikutip Pikiranrakyat-bogor.com dari Antara, pada Selasa 8 Desember 2020.

Berdasarkan hasil survei masalah US-Foreign Corrupt Practices Act (FCPA) sepanjang 2011-2020, Tiongkok menjadi negara teratas dengan pembayaran yang tidak benar (improper payment).

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 di Jabar, Gubernur Ridwan Kamil Siapkan 15 Hotel untuk Isolasi

Baca Juga: Ahok Geram Soal DPRD DKI Jakarta Minta Adanya Kenaikan Gaji: Jangan Sok Bersih, Sok Hebat!

Baca Juga: 6 Pengikut Habib Rizieq Shihab Ditembak Mati, Aa Gym: Simpang Siur, Penjelasan Polisi dan FPI Beda

US-FCPA merupakan Undang-Undang Praktik Korupsi Asing yang melarang perusahaan dan individu AS untuk membayar suap kepada pejabat asing, untuk kesepakatan bisnis lebih lanjut.

Survei tersebut dilakukan untuk melihat masalah dalam penerapan US-FCPA, di mana bagan ranking negara dalam survei tersebut menggambarkan negara-negara tempat suap ditawarkan atau dibayarkan.

“Kalau kita melihat US-Foreign Corrupt Practices Act, lokasi improper payment nomor satunya Tiongkok, disusul Brazil, India, Meksiko, Rusia, dan Indonesia,” ujar Laode.

Baca Juga: 6 Pengikut Habib Rizieq Shihab Ditembak Mati, Cak Nun Dorong Jokowi Berdialog dengan Pimpinan FPI

Halaman:

Editor: Yuni

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x