PR BOGOR - Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengatakan sebanyak 550 warga mengungsi setelah Gunung api Semeru mengeluarkan awan panas guguran, Selasa 1 Desember 2020.
Raditya mengatakan, menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang berdasarkan data sementara pada Selasa 1 Desember 2020, pukul 09.00 WIB, pengungsian tersebar di dua titik, yaitu di pos pantau sebanyak 300 jiwa, sedangkan sisanya di Desa Supiturang.
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Lumajang mencatat beberapa kebutuhan mendesak seperti makanan siap saji, dapur umum, dan masker.
Baca Juga: Anies Baswedan Positif Covid-19, Aktif Kritisi Kebijakannya, Ferdinand Hutahaean: Lekas Sehat Pak
Baca Juga: Gubernur Anies Baswedan Positif Covid-19, Fadli Zon Beri Dukungan Penuh: Lekas Pulih Bro Anies
Baca Juga: Anies Baswedan Positif Covid-19, Melalui Video Ini Alasan Gubernur Mengungkapkan ke Publik Langsung
Dia menyampaikan sejumlah lokasi di Kabupaten Lumajang yang berpotensi terdampak aktivitas vulkanik, yaitu Desa Supiturang, Desa Oro-oro Ombo dan Rowobaung di Kecamatan Pronojiwo, serta Desa Sumberwuluh di Kecamatan Candipuro.
“Sinergi upaya penanganan darurat dilakukan oleh berbagai pihak,” ucap Raditya Jati, dikutip Pikiranrakyat-bogor.com dari situs resmi BNPB, pada Selasa 1 Desember 2020.
BPBD Kabupaten Lumajang memimpin penanganan darurat dengan membuka pos pengungsian lapangan di Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.