Tom Lembong Kritik Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran: Buat Nutrisi Anak Harus Pakai Data yang Jelas

26 Februari 2024, 21:00 WIB
Putra Jaya (baju putih sebelah kiri Tom Lembong) menjelaskan terkait penambahan serta penghapusan suara tiba-tiba sebanyak 3,5 juta suara di Sirekap. /Foto: PR Bogor/Rizky Suryana

PEMBRITA BOGOR - Pada rapat kabinet pemerintah hari ini, Senin, 26 Februari 2024, ada bahasan mengenai program makan siang dan susu gratis pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Tanggapan menarik datang Co-Captain Timnas AMIN Thomas Lembong soal program tersebut.

Ia menyoroti perlunya pendekatan yang lebih teknokratis dalam menangani program tersebut. Menurutnya, kebijakan seputar nutrisi harus didasarkan pada diskusi yang transparan dan berlandaskan data.

Dalam pernyataannya di Sekretariat Koalisi Perubahan, Jakarta Selatan, pada Senin, 26 Februari 2024, Tom menegaskan, "Semakin teknokratis, semakin profesional, semakin transparan, semakin baik."

Baca Juga: Padahal Lagi Mahal, Eh Pedagang Beras di Bogor Malah Kena Tipu Rp5 Juta gegara Ada yang Beli tapi Tak Kembali

Namun, Tom belum mau mengomentari secara langsung soal etis atau tidaknya program tersebut, mengarahkan pertanyaan terkait aspek politik kepada pihak yang lebih berwenang.

Ia fokus untuk mengomentari substansi dan kebijakan yang diajukan. "Jadi saya hanya ingin mengomentari dari segi substansi dan kebijakannya," ujarnya.

Tidak hanya itu, Tom juga menyampaikan gagasan dari pasangan Anies-Muhaimin terkait pengelolaan sumber daya untuk kepentingan masyarakat, seperti upaya pencegahan stunting.

Baca Juga: Gibran Jawab soal Kementerian Baru Khusus Makan Siang Gratis Usai Ketemu Prabowo: Masih Rahasia

Menurutnya, pasangan ini memiliki gagasan untuk memanfaatkan sumber daya perikanan sebagai sumber protein yang lebih cocok untuk masyarakat.

Tom Lembong Juga Kritik Harga Beras yang Melambung Tinggi di Pasar

Masyarakat berbondong-bondong mendatangi Makodim 0609/Cimahi Jalan Gatot Subroto Kota Cimahi, Rabu, 21 Februari 2024. Mereka rela antre berburu beras gratis yang dibagikan pemerintah. /Foto: Pikiran Rakyat/Ririn Nur Febriani

Kritik lain dari Tom Lembong ditujukan pada respons pemerintah terhadap lonjakan harga beras di pasar. Ia menyebutkan bahwa para pejabat terlihat sibuk sebagai "pemadam kebakaran" atas kenaikan beras yang terjadi.

Ia juga mempertanyakan tentang kapasitas pemerintah untuk menghadapi kondisi tersebut menjelang Ramadan. "Berapa kapasitas pemerintah yang tersisa untuk persiapan jelang Ramadan misalnya," ujarnya.

Tom juga menduga bahwa lonjakan harga beras ini terjadi karena kebijakan bansos yang diambil pemerintah sebelum pemilu. 

Ia menekankan pentingnya memisahkan urusan politik dan birokrasi untuk menghindari campur aduk yang merugikan.

Di samping itu, Tom juga mengkritik kondisi roda pemerintahan yang tidak berjalan dengan baik, terutama terkait kebutuhan pokok seperti beras. 

"Kalau kondisi kebutuhan pokok yang mendasar seperti beras saja sekacau ini, kita bayangkan aspek kebutuhan masyarakat lainnya," jelas Tom.

Berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga beras premium pada hari ini mencapai Rp16.370/Kg, sedangkan harga beras medium sebesar Rp14.300/Kg.

Sebagai penutup, Tom menyatakan bahwa pihaknya tengah mempelajari dampak dari kondisi tersebut. Ia berkata kritik dari dirinya penting menjaga roda pemerintahan agar berjalan dengan baik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara menyeluruh.***

Editor: Muhammad Rizky Suryana

Tags

Terkini

Terpopuler