Nilai Zulhas PAN Lakukan Penistaan Agama, PA 212 Bakal Lapor ke Polisi

21 Desember 2023, 11:00 WIB
Wasekjen PA 212 Novel Bamukmin kecam pernyataan Zulkifli Hasan yang dinilai menistakan agama. /Foto: ANTARA

PEMBRITA BOGORKontroversi timbul setelah Ketua Umum PAN dan Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, membuat lelucon terkait bacaan dan gerakan shalat dalam konteks dukungan politik kepada Prabowo Subianto. Wakil Sekretaris Jenderal Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin, mengecam pernyataan tersebut, menyatakan bahwa hal tersebut telah melukai umat Islam dan mempermainkan syariat Islam.

Menurut Novel, pernyataan Zulkifli Hasan dapat dianggap sebagai dugaan penghinaan agama.

Ia menyatakan, "Apa yang disampaikan oleh Zulhas jelas telah melukai hati umat Islam dan jelas sudah menimbulkan kegaduhan karena telah mempermainkan syariat Islam." Novel menilai bahwa penggunaan shalat sebagai bahan lelucon tidaklah pantas.

Baca Juga: Zulhas PAN Sebut Pendukung Prabowo Tahiyat Akhir Sholat Pakai Dua Jari, Warganet Marah

Novel menekankan bahwa tindakan Zulkifli Hasan dapat merusak demokrasi.

"Khususnya berkenaan dengan syariat Islam dengan begitu sudah masuk dalam dugaan penghinaan agama dan ini sangat mencederai demokrasi," tegas Novel.

Novel juga mengkritik Zulkifli Hasan atas penyalahgunaan elemen-elemen shalat dalam lelucon politik.

Baca Juga: Ketua DPP PAN Sebut Prabowo Subianto Sudah Kantongi Nama Fix Bakal Cawapres

"Saya rasa orang awam sekalipun tahu, anak-anak di bawah umur saja sudah mengerti ketika seorang imam sholat membaca akhir surat alfatihah yaitu 'waladhooliin' maka wajib dijawab amin," ungkapnya.

PA 212 Desak Zulkifli Hasan Minta Maaf ke Publik

Mendag Zulkifli Hasan alias Zulhas dianggap lecehkan salat. @zul.hasan

Dalam responsnya, Novel mendesak Zulkifli Hasan untuk segera meminta maaf atas pernyataannya. "Zulhas harus minta maaf atas dugaan penghinaan terhadap agama Islam," ujar Novel, yang bahkan mengancam akan melaporkan Zulkifli Hasan ke polisi.

Novel menyebut bahwa langkah hukum sudah dalam perencanaan, "Untuk langkah hukum akan ada tim kami untuk melaporkan dan saya akan mengawal laporan itu dan sebagai kuasa pelapor sesuai dengan profesi saya sebagai pengacara."

Sebelumnya, Zulkifli Hasan dalam sebuah video menggambarkan perubahan dalam gerakan dan bacaan shalat sebagai dampak fanatisme politik. "Sini aman, Jakarta nggak ada masalah, yang jauh-jauh ada lho yang berubah," ujarnya.

Baca Juga: Prabowo Minta Relawan Jangan Ungkit Hal Negatif Selama Pilpres 2024

Dalam konteks ini, Zulkifli Hasan menggambarkan bahwa beberapa orang mengubah gerakan dan bacaan shalat sebagai bentuk dukungan fanatik terhadap Prabowo Subianto.

"Ada yang diem sekarang, banyak, saking cintanya sama Pak Prabowo itu," katanya sambil tertawa.

Kritik terhadap Zulkifli Hasan juga mencakup perubahan dalam gerakan shalat. "Ada yang diem sekarang banyak, saking cintanya sama Pak Prabowo itu. Itu kalau tahiyatul akhir awalnya gini (menunjukkan satu jari), sekarang jadi gini (menunjukkan dua jari, telunjuk dan tengah)," ujar Zulkifli Hasan.

Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menerima pendaftaran dan mengundi nomor urut tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden untuk Pilpres 2024. Pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, serta nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud Md adalah calon yang akan bersaing dalam pemilu mendatang.

Masing-masing pasangan calon mendapatkan dukungan dari berbagai partai politik. Anies-Muhaimin didukung oleh Partai NasDem, PKB, PKS, dan Partai Ummat.

Sementara itu, pasangan Ganjar-Mahfud mendapat dukungan dari Partai PDI Perjuangan, PPP, Perindo, dan Hanura. Prabowo-Gibran diusung oleh Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, PBB, Gelora, Garuda, dan PSI.

KPU telah menetapkan jadwal penting, termasuk masa kampanye yang akan berlangsung mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, dan pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024. Pemilu ini akan menjadi ajang penting bagi rakyat Indonesia untuk menentukan masa depan kepemimpinan negara mereka.***

Editor: Muhammad Rizky Suryana

Tags

Terkini

Terpopuler