Pedagang Puncak Bogor Kibarkan Bendera Putih, Anggota DPRD Jabar: Masalah Ini Seperti Fenomena Gunung Es

6 Agustus 2021, 08:30 WIB
Anggota DPRD Jawa Barat, Asep Wahyuwijaya. /ANTARA/

PR BOGOR – Sejumlah pedagang di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor mengibarkan bendera putih sebagai bentuk mereka menyerah atas Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 yang diperpanjang oleh pemerintah.

Para PKL menyebut, pengibaran bendera putih ini sekaligus protes kepada pemerintah tentang kondisi yang dialami mereka selama PPKM berlangsung.

Anggota DPRD Jawa Barat (Jabar) Asep Wahyuwijaya menyebut, apa yang dilakukan pedagang di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor sangat ironi.

Asep Wahyuwijaya mengatakan, kondisi saat ini ibarat gunung es. Dampak pemberlakukan PPKM ini pun juga dirasakan pelaku usaha skala besar.

Baca Juga: Ada Produk Indonesia pada Vidio Trailer Comeback TXT The Chaos Chapter: FIGHT FOR ESCAPE-Concept Flip 'ESCAPE'

Ia mencontohkan fenonema asosiasi hotel dan restoran di Bandung yang berniat bunuh diri karena terdampak kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang berlaku saat ini.

“Kita menyadari PPKM ini imbasnya ke dunia usaha, baik pada level pengusaha besar hingga kecil seperti pedagang,” kata Asep Wahyuwijaya kepada PikiranRakyat-Bogor.com, Kamis 5 Agustus 2021.

Sementara, dalam penanganannya, pemerintah selama ini menggulirkan bantuan sosial (bansos) kepada penerima manfaat yang sudah terdata, baik di PKH, BLT maupun lainnya.

Sementara, pelaku usaha di sektor informal, seperti pedagang kecil tidak diperhatikan, atau menjadi perhitungan pemerintah.

Baca Juga: Daftar Top 10 Rating TV Indonesia, Ikatan Cinta Masih Kokoh Berada di Puncak

“Banyak pedagang kecil yang tidak mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah, karena selama ini pendataan penerima bansos untuk pelaku usaha itu kebanyakan dari asosiasi. Sementara pelaku usaha sektor informal tidak masuk,” terang Asep Wahyuwijaya.

Sementara jika mengandalkan dari pemerintah daerah, Ketua Fraksi Demokrat Jawa Barat itu menyebut sangat tidak mungkin.

Menurut Asep Wahyuwijaya, pemerintah daerah memiliki keterbatasan anggaran yang sangat tidak mungkin mencover masalah ini.

“Penanganan Covid-19 ini tidak cukup hanya pada pelaksanaan vaksinasi saja, tapi ekonomi juga harus diperhatikan, terutama bagi pelaku usaha di sektor informal atau tingkatan bawah,” terang pri yang akrab disapa kang AW ini.

Baca Juga: 5 Video Musik OST Drama Korea Paling Banyak Ditonton Sepanjang Masa

Politisi Demokrat ini melihat fenomena pengibaran bendera putih oleh pelaku usaha informal, membuktikan jika penanganan Covid-19 oleh pemerintah pusat tidak komprehensif.

“Pemerintah pusat harus melakukan pembenahan, termasuk soal pendataan penerima bansos. Mereka tidak hitung dan mempertimbangkan faktor itu. Kalau mereka serius pasti akan detail dan terperinci,” ucap Asep Wahyuwijaya.

Legislator dari dapil Kabupaten Bogor ini mengatakan, sektor informal itu ‘soko guru’ perekonomian.

“Pelaku usaha dari sektor informal, seperti tukang sayur, penjual minuman itu adalah penyokong perekonomi. Saya melihat masalah ini seperti fenomena gunung es,” imbuh dia.***

Editor: Muhamad Gilang Priyatna

Tags

Terkini

Terpopuler