PR BOGOR - Kisah bocah 7 tahun asal Temanggung yang tewas usai ditenggelamkan ke bak mandi saat ikuti prosesi rukiah masih viral di media sosial.
Aisyah bocah asal Temanggung ditemukan tewas setelah ditenggelamkan ke bak mandi karena dianggap sebagai anak genderuwo. Dukun menangani proses pengembuhan bocah itu dengan cara rukiah.
Aisyah digambarkan sebagai bocah yang nakal, sehingga dukun berspekulasi bahwa anak itu kerasukan genderuwo dan harus diobati dengan cara rukiah.
Baca Juga: Ditinggal Mourinho, Tottenham Kembali Merana di Liga Inggris Terima Kekalahan atas Aston Villa
Kisah Aisyah viral di Facebook usai dibagikan oleh pemilik akun Eris Riswandi.
Kisah pilu Aisyah yang harus tewas setelah dianggap kerasukan genderuwo juga menyita perhatian Mbah Mijan.
Paranormal itu justru menemukan keanehan berhubungan dengan pesugihan.
Baca Juga: Sudah Dipastikan Tidak Bermain di Liga Eropa, Arsenal Berhasil Menang Telak atas Crystal Palace
"Masih Mbah dalami, beberapa keanehan di antaranya, Jenazah tak berbau, mengering seperti sengaja diformalin. Sepertinya tak mungkin suami istri sebodoh itu dengan alasan 'akan bangun lagi'," tulis dia di akun Twitter @mbah_mijan.
Sementara itu, fakta terbaru Aisyah saat masih hidup terbongkar.
Menurut laporan Zona Jakarta, dukun yang menangani penyembuhan Aisyah juga meminta bocah itu memakan bunga mahoni untuk memastikan adanya sosok genderuwo di dalam tubuh sang bocah.
“Untuk mengetes kalau anak itu adalah anak genderuwo, pernah korban itu disuruh makan bunga mahoni. Itu kan pahit sekali, sama cabai. Kalau korban tidak merasa pahit, berarti dia benar anak genderuwo," kata Sugeng, Kepala Desa Bejen, Kecamatan Bejen, Kabupaten Temanggung.
Diceritakan bahwa saat itu, Aisyah memang tidak merasakan pahit saat makan bunga mahoni.
Hal ini menjadi dasar para dukun langsung mengeksekusi Aisyah dengan menenggelamkannya ke dalam bak mandi sebanyak empat kali.
Menurut penuturan Sugeng, dukun Budiono dan Haryono memang dikenal dengan kegiatan mendalami ilmu spiritual, keduanya bahkan mengkalim bahwa mereka bisa menyembuhkan penyakit supranatural.
Namun, warga desa tidak begitu tergantung pada kekuata dua dukun tersebut karena belum ada yang terbukti.
Tapi masyarakat kami tidak tergiur dengan omongan mereka berdua. Karena belum pernah terbukti. Belum ada orang yang sembuh setelah ditangani mereka," ucap Sugeng.***