Pembantaian Satu Keluarga di Sigi, Sulteng, PBNU: Aksi Teror Bukanlah Ciri Islam Rahmatan Lil'Alamin

29 November 2020, 21:11 WIB
PBNU mengecam keras tindakan terorisme berupa pembunuhan satu keluarga di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.* /Dok. NU Online/NU Online

PR BOGOR - Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) HA Helmy Faishal Zaini mengecam keras terkait tindakan terorisme yang menewaskan satu keluarga disertai pembakaran rumah di Desa Lembontonga, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.

Tragedi pembunuhan diketahui dilakukan oleh kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pada Jumat, 27 November 2020, kemarin.

Ratusan Satgas Tinombala Brimob Sulteng dengan dibantu TNI pun telah diterjunkan untuk mengejar pelaku.

Baca Juga: Soal Kerumunan, Rizieq Shihab Dikirimi 'Surat Cinta' oleh Polisi, Bakal Diperiksa 1 Desember 2020

Baca Juga: Bertemu Gatot Nurmantyo Ngobrol dari Hati ke Hati, Mahfud MD Bilang Bukan Basa-Basi di Mulut Saja

Baca Juga: Istana Berharap Pemuka Agama di Sulawesi Tengah tetap Bersilaturahmi Tanggapi Pembantaian di Sigi

Helmy menegaskan, kekerasan apalagi sampai menimbulkan korban jiwa bukanlah merupakan ciri Islam Rahmatan lil 'Alamin.

"PBNU mengecam segala bentuk dan tindak kekerasan, termasuk di dalamnya adalah perilaku menyerang pihak-pihak yang dianggap memiliki perbedaan. Perilaku yang mengandung unsur kekerasan bukanlah merupakan ciri Islam yang Rahmatan lil 'Alamin," katanya sebagaimana dikutip dari NU Online, Minggu, 29 November 2020.

Lebih lanjut, PBNU memberi sejumlah pernyataan sikap yakni sebagai berikut:

Baca Juga: Istana Kutuk Pembantaian Satu Keluarga di Sigi, Fadjroel Rahman: Palaku akan Diburu dan Dikepung

Baca Juga: Soal Pembunuhan Satu Keluarga di Sigi, Hasil Interogasi 5 Saksi oleh Polisi: Pelaku Ada 10 Orang

Baca Juga: 25 KDrama Terbaik 2020, It’s Okay to Not Be Okay Nomor 9, Flower of Evil Ke-3, Lalu Nomor 1 dan 2?

Pertama, mengecam segala bentuk dan tindak kekerasan, termasuk di dalamnya adalah perilaku menyerang pihak-pihak yang dianggap memiliki perbedaan.

Perilaku yang mengandung unsur kekerasan bukanlah merupakan ciri Islam yang Rahmatan Lil alamin.

Kedua, mendesak pemerintah Indonesia dan aparat keamanan untuk segera mengusut tuntas atas pristiwa tersebut dan menangkap pelaku kekerasan yang terlibat.

Kami percaya aparat akan bekerja secara maksimal dan profesional.

Ketiga, mengajak segenap pemuka agama untuk proaktif dalam mengampanyekan gerakan melawan ektremisme dan radikalisme.

Tokoh agama memiliki peran yang sangat penting dalam menyampaikan pesan-pesan menyejukkan.

Keempat, mengimbau kepada masyarakat dan segenap warga untuk tetap tenang dan tidak teprovokasi sehingga melakukan hal-hal yang justru dapat memperkeruh suasana.

Kita serahkan proses pengusutan sepenuhnya kepada aparat keamanan.***

Editor: Amir Faisol

Sumber: NU Online

Tags

Terkini

Terpopuler