Kebakaran di Gunung Putri Masih Belum Padam, Disdamkar Bogor: Sumber Air dari Lokasi Cukup Jauh

- 21 April 2021, 14:50 WIB
Petugas memadamkan api di lapak ban bekas, Desa Bojong Nangka, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/4/2021). Kebakaran lapak ban bekas yang terjadi Senin (19/4) petang tersebut diduga akibat sambaran petir ke pohon dan menjalar ke tumpukan ban bekas. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc.
Petugas memadamkan api di lapak ban bekas, Desa Bojong Nangka, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/4/2021). Kebakaran lapak ban bekas yang terjadi Senin (19/4) petang tersebut diduga akibat sambaran petir ke pohon dan menjalar ke tumpukan ban bekas. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc. /

PR BOGOR - Kobaran api dan asap tebal masih kembali muncul di lokasi di penampungan ban bekas di Jalan Raya Bojongnangka, Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, pada Rabu 21 April 2021.

Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Bogor Ridwan S mengatakan, bahwa meski sempat membuat kobaran api mengecil pada Selasa 20 April 2021 kemarin.

Namun api kembali muncul karena banyaknya bahan yang mudah terbakar. Hal ini diperparah dengan masih adanya sumber bara api di bagian bawah tumpukan ban bekas.

Baca Juga: Stok Vaksin Covid-19 Habis, Pemkot Kendari Ngide Ajukan Syarat Ini bagi Petugas Publik yang Ingin Disuntik

Hal tersebut diduga menjadi penyebab munculnya api kembali muncul ke permukaan.

"Iya, penyebab tumpukan karet ban yang terbakar," ungkap Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Kabupaten Bogor Sigit Wibowo di Bogor, yang dilansir dari Antara News pada Rabu 21 April 2021.

Selain penyebab banyaknya bahan yang mudah terbakar dan sumber api di bawah tumpukan ban, petugas juga merasa kesulitan karena sumber air untuk memadamkan api cukup jauh dari lokasi pemadaman.

Baca Juga: Jadwal Waktu Buka Puasa Hari Ini, 9 Ramadhan 1442 H untuk Wilayah Bogor dan Sekitarnya

"Kita juga sedikit mengalami kesulitan, karena sumber air dari lokasi pemadaman jaraknya cukup jauh. Mungkin sekitar 2 sampai 3 kilometer. Hal ini yang membuat kami mesti bolak-balik bergantian untuk mengambil air," sambungnya.

Halaman:

Editor: Yuni

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x