"Untuk kegiatan seperti ini, Pramuka sendiri memiliki pedoman dan manajemen risiko yang diatur dalam Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 277 Tahun 2007. Pramuka, berdasarkan Surat Edaran Kwarnas, saat ini pun masih menunda segala bentuk kegiatan yang bersifat tatap muka yang menghadirkan banyak peserta seperti perkemahan, seminar, pelatihan, dsb, sampai waktu yang ditentukan kemudian. Bahkan, kegiatan seperti jambore pun saat ini masih dilakukan secara virtual," ujarnya.
Lebih lanjut, ia juga menegaskan jika kasus tragedi tewasnya 11 murid MTs Harapan Baru di Ciamis agar menjadi pembelajaran dan ajang introspeksi untuk semua pihak agar kejadian ini tidak terulang kembali.
"Namun demikian, tentu kejadian ini harus menjadi pelajaran bagi semua pihak. Kami mendoakan agar kejadian ini tidak terulang kembali, para korban husnul khatimah dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan sebagai bunda Jawa Barat saya menghimbau agar semua pihak, apapun lembaga, organisasi atau komunitas hendaknya selalu mengikuti pedoman keamanan, keselamatan dan memperhatikan manajemen resiko dalam setiap kegiatan, terutama jika melibatkan anak-anak," ujarnya menambahkan.
Tidak lupa juga, Atalia memberikan rasa terima kasih kepada semua unsur tim yang terlibat untuk misi penyelamatan korban susur sungai.
"Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pak Bupati Ciamis, kwarcab Ciamis, BPBD Ciamis, Tim SAR, dan semua pihak yang berkontribusi dalam tim evakuasi dan penanganan korban dengan begitu sigap. Salam sayang, -Atalia- Ketua kwarda @pramukajabar dan Bunda FAD jabar,” ujar Atalia dalam Instagram miliknya @ataliapr.***