Siapa Sangka, Profesor di Malaysia Sempat Jadikan Grup Musik Kangen Band sebagai Objek Penelitian

- 2 Juli 2020, 11:51 WIB
Formasi lengkap grup musik Kangen Band yang melejit di era 2000-an
Formasi lengkap grup musik Kangen Band yang melejit di era 2000-an /Antara/HO

PR BOGOR - Belum sama sekali terungkap ke publik, grup musik asal Lampung Kangen Band, ternyata pernah dijadikan objek penelitian oleh seorang profesor di Monash University Malaysia.

Jurnal Emma Baulch sang peneliti tentang penelitiannya mengenai Kangen Band dirilis di jurnal akademis International Journal of Culture.

Penelitian itu kini mencuat ke permukaan setelah tweet "Tell Me Something I Don't Know" diunggah di Twitter.

Baca Juga: Lansia Pensiunan 70 Tahun Pasang 64 Smartphone di Sepeda, Bersemangat Tangkap Pokemon di Kotanya

Unggahan itu menyatakan, Kangen Band pernah menjadi bahan studi penelitian akademisi Emma Baulch yang merupakan seorang peneliti dan associate professor/profesor madya/lektor Kepala Monash University.

Diberitakan di Pikiranrakyat-bekasi.com, Kamis 2 Juli 2020, artikel berjudul "Longing Band Play at Beautiful Hope" tersebut, Emma menuliskan bagaimana masyarakat mengonsumsi kembali dan menikmati aksi panggung Kangen Band.

Termasuk bagaimana Kangen Band mendapatkan label pop Melayu yang dianggap sebagai pembeda kelas musik pop Indonesia di awal tahun 2000-an.

Baca Juga: CEK FAKTA: Tersiar Kabar Menteri BUMN Erick Tohir Digantikan Ahok Menyusul Reshuffle KIM oleh Jokowi

Emma membedah, lagu-lagu Kangen Band sudah hadir di ruang publik seperti mal, siaran radio, dan dijual di emperan di awal karier mereka.

Artikel ini telah tayang di Pikiranrakyat-bekasi.com dengan judul 'Kangen Band Pernah Jadi Bahan Penelitian Profesor di Malaysia'.

Kontrak dengan Warner Music Indonesia menjadi bukti sukses yang membawa Kangen Band dari band tak dikenal menjadi bintang musik pop pada pertengahan 2000-an.

Album Tentang 'Aku, Kau, dan Dia' (2007) sebelumnya sudah beredar luas dalam format bajakan.

Baca Juga: Diajak Kerja Sama Lagi untuk Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Jepang Bingung Sikapi Indonesia

Dalam artikel itu, Kangen Band dinyatakan tidak memiliki image yang bisa ditelusuri di awal karirnya. Video-video tak resmi mereka tidak menggambarkan siapa itu Kangen Band.

Kontrak dengan Warner Music Indonesia berhasil menguak siapa saja personel Kangen Band, lewat video-video klip yang diproduksi.

Dalam catatan Emma, Ring Back Tone (RBT) yang hadir di awal 2000-an juga menjadi faktor penting yang menentukan popularitas Kangen Band pada masa itu.

Baca Juga: Singgung Rhoma Irama dan Ade Yasin Soal Konser Kala PSBB, Ridwan Kamil: Bogor Pelanggarannya Banyak

Rolling Stone Indonesia sempat menyatakan, Kangen Band sebagai 'juaranya RBT'.

Andika Mahesa Kangen Band dikabarkan bangkrut lantaran menjual sejumlah aset miliknya*
Andika Mahesa Kangen Band dikabarkan bangkrut lantaran menjual sejumlah aset miliknya* /Instagram/@babang_andikamahesa

Artikel ini dirilis di International Journal of Cultural Studies edisi Mei 2013.

Emma menyatakan, judul 'Longing Band Play at Beautiful Hope' tersebut merupakan versi pracetak. Berdasarkan data dari YouTube, video musik Kangen Band punya angka konsumsi yang terbilang besar.

Baca Juga: Bocor di Twitter, Mantan DPR Kuwait dan Diktator Libya Bahas Kudeta Keluarga Penguasa Arab Saudi

Kangen Band berkontribusi sebanyak 209 juta penonton di kanal resmi Warner Music Indonesia sampai detik ini.

Angka tersebut seakan mendukung tesis Emma bahwa sosok Kangen Band yang dulu 'tak terlihat' dan hanya terdengar di ruang publik, akhirnya dapat muncul ke permukaan lewat imej khusus yang dikemas menarik.

Di Spotify, Kangen Band mendapat posisi khusus, didengar oleh lima negara Asia Tenggara. Selain itu pendengar besar berasal dari Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Hong Kong.

Baca Juga: Kabar Baik, Sukabumi Jadi Daerah Pertama Berstatus Zona Hijau, Ridwan Kamil: Sekolah Diiszinkan Buka

Setahun ke belakang, konsumsi Kangen Band secara keseluruhan berjumlah 21 juta streams.

Emma Baulch adalah Associate Professor di Fakultas Media dan Komunikasi, Monash University, Malaysia. Dirinya sudah banyak melakukan studi terhadap berbagai fenomena budaya di Indonesia, khususnya musik.***(Ikbal Tawakal/PR Bekasi)

Editor: Amir Faisol

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x