PR BOGOR - Banyak momen hari penting di Bulan Desember, khususnya tanggal 22 Desember diperingatkan sebagai hari Ibu 2020.
Meski berlangsung di tengah pandemi Covid-19, tidak menjadi penghalang bagi kamu untuk merayakan hari spesial bersama ibu di rumah.
Ada banyak cara kita sebagai anak untuk menyenangkan hati seorang ibu. Salah satunya dengan membacakan puisi yang dipersembahkan spesial untuk sang ibu.
Dikutip Pikiranrakyat-bogor. com, dari berbagai sumber, berikut 7 puisi bertema tentang ibu spesial dibacakan khusus untuk merayakan Hari Ibu 2020.
Baca Juga: Antisipasi Terkikisnya Tangkis Sungai, Jalur Pengalihan Aliran Lahar Gunung Semeru Mulai Digarap
1. Tangisan Air Mata Bunda Oleh Monika Sebetina
Dalam senyummu kau sembunyikan lelahmu
Dertia siang dan malam menimpamu
Tak sedetik pun mengehentikan caramu
Untuk bisa memberi harapan bagiku
Seonggok cacian selalu menghampirimu
Secercahan hinaan tak peduli bagimu
Selalu kau teruskan cara untuk masa depanku
Mencari harapan baru kembali bagi anakmu
Bukan setumpuk emas yang kau inginkan dalam kesuksesanku
Bukan gulungan duit yang kau minta di dalam kesuksesanku
Bukan pula sebatang perunggu di dalam kemenanganku
Tapi, permohonan hatimu membahagiakan aku
Dan yang selalu kau berkata terhadapku
Aku menyayangimu saat ini dan pas aku tak kembali bersama denganmu
Aku menyayangimu anakku bersama dengan ketulusan hatiku
Baca Juga: Hari Ibu 2020, 4 Rekomendasi Film Ceritakan Soal Perjuangan Seorang Ibu, Cocok Temani Hari Spesial
2. Ibu oleh Yulis Marika
Beredar bintang di garisnya
Bulan bercahaya pada lintasnya
Waktu bergulir dalam takdirnya
Aku…
Terlahir dari manusia hebar
Menyayangi tanpa batas
Mendampingi di semua kisahku
Kau…
Perempuan terbaik dalam kerajaanku
Motivasi terbaik di setiap lika-liku hidupku
Ibu…
Aku mencintaimu
Terima kasih untuk semua waktu dan lelahmu
Ibu…
Aku mencintaimu
Baca Juga: Airlangga Hartarto Apresiasi UGM Temukan Alat Uji Covid-19: Ge-Nose C19 hanya Melalui Hembusan Nafas
3. Bunda Tercinta oleh Anonim
Bunda…
Engkau pecahkan kegelisahan yang tetap membuatku jatuh
Engkau bagai penopang raga yang mulai runtuh
Engkau berikan semua yang kami butuhkan
Tapi kami, seketika kami butuh pun kami belum menyadari
Bunda…
Kau buang waktumu tanpa penat untuk kamu
Kau buat kasih sayangmu jadi rutinitas yang sering kami lupakan
Engkau berikan tanpa kami minta
Engkau gugurkan siraman kasih yang tak ada tandingnya
Bunda…
Andai perasaan ini sepeka hatimu, setegas kasihmu
Semampu dan tetap tersedia untuk kami anakmu
Kan kurubah segala yang jadi kesalmu
Kan kucoba merangkuh rasa yang sering kau berikan kepadaku
Di atas langit yang tak terbatas
Kau topangkan kasihmu tanpa mulai lelah
Terima kasih, Bunda…
Terima kasih sudah menjagaku hingga sementara ini
Memberikanku cinta tanpa putus asa
Dengan cintamu, aku merasakan kemampuan yang sungguh luar biasa
Baca Juga: Ramalan Shio 2021, Shio Monyet Diprediksi akan Melalui Banyak Tantangan, Terutama Sektor Keuangan
4. Syair untuk Bunda oleh Rina
Sepetik syair kunyanyikan
Padamu yang penuh kasih
Dengan nada penuh syukur
Atas tetesan kasihmu padaku
Kau hapus sedihku
Beriku tiap mimpi yang indah
Dengan doa, kau ajariku berbudi
Namun, apa daya kuberi bagimu
Bahkan, seribu bintang tak sanggup balas cintamu
Yang kuberi hanyalah tangan dan kecewa bagimu
Dengarkanlah syair ini
Hingga kudapat ampunan darimu
Hingga kudapat katakan
Kumencintaimu, Bunda…
Baca Juga: ARMY Wajib Tahu Banget Ini! 4 Cerita Kesedihan Jin BTS di Tahun 2020, Nomor 1 - 4 Bikin Melow
5. Dari Kartini untuk Ibuku Oleh Wahyu Eka Nurisdiyanto
Raga Kartini telah lama pergi ke pangkuan Ibu Pertiwi
Namun, jiwa juang ambisi Kartini tak berarti gugur bersama jasad
Melainkan bersemayam pada sosok diri
Seorang ibu bukan dari darah biru ia disusui
Membawa pesan dan amanah dari Kartini
Padaku ia berjanji
Untuk mengehantarkan pada gemilang prestasi
Ia juga jadi benteng bagi diri ini
Di tengah krisis moral globalisasi
Tentu dikata ia sebanding Kartini
Baginya, Kartini ialah sang inspirasi
Yang menjembatani jadi seorang insan berdikari
Bukan imbal jasa yang ia cari
Hanya keberhasilan bagi sang generasi
Juga ridha dari Sang Illahi
Baca Juga: BTS Melejit di 2020 dengan Segudang Prestasi, V BTS: Mari Kita Berpikir tentang Sedih Setelahnya..
6. Jauh Lebih Bermakna Oleh Taufiq Ridho
Telah berjuta kata coba kurangkai
Ketika inginnya hati menggambarkan
Lautan tinta telah kuhabiskan
Ketika tangan kotorku inign tuliskan
Sektika, tubuhku mematung pas yang seakan berhenti
Jiwa yang bergejolak mencampur adukan rasa
Aku tak bisa, apa yang sulit dari merangkai kata?
Begitu sulitkan menulis?
Tidak! Ternyata bukan itu
Karena berapa dan sindah apa pun, kata yang kurangkai
Sebanyak apa pun tinta yang kuhabiskan
Kasihmu jauh melebihi itu
Semua tentangmu, jiwa yang suci itu
Sebuah penghargaan yang ingin kuberikan
Walau jauh berbanding bersama dengan tulusnya kasihmu itu
Apalah makna sebuah kronologis kata ini
Kasihmu itu jauh lebih bermakna
Karena engkau, aku mengerti hidup ini
Kau itu bagaikan mentari
Kau yang menyinari siangku
Dan memberikan sinarmu terhadap bulan untuk menerangi malamku
Aku menyayangimu, Ibu…
Baca Juga: KPopers Wajib Tahu Ini! Sederet Fakta TWICE yang Minim Diketahui, Nomor 3 Pasti Bikin Heran
7. Mata Air Cinta Oleh Boby Julianto Siallagon
Ibu…
Memelukmu adalah kenyamananku
Melukis senyummu adalah keinginanku
Mencintaimu sudah tentu kewajibanku
Namun terkadang
Melawanmu menjadi kebiasaanku
Bahkan aku menyiakanmu
Dan melupakanmu sebagai seorang ibu
Tanpa kusadari begitu teririsnya hatimu
Harusnya aku menjadi pelindung
Bukan menjadi anak yang tak tahu untung
Harusnya aku menjadi anak yang penurut
Bukan menjadi anak yang banyak menuntut
Aku masih sangat ingat
Ketika tak ada biaya tuk berangkat
Dari kampung menuju perkotaan yang padat
Waktu itu hujan begitu lebat
Kakimu kau paksa menapak
Hanya bermodal payung rusak
Ibu menjelajah rumah ke rumah dengan terisak
Tak peduli petir menyambar
Ibu tetap berjalan dengan sabar
Meski tubuhmu sudah ebrgetar
Ibu masih mengetuk pintuk warga sekitar
Terima kasih Sang Pencipta
Kau beri seorang wanita tangguh
Yang selalu mengusap air mata
Ketika kudilanda derita
Yang punya hari sebening permata
Dan yang menjadi mata air cinta.***