Menakjubkan! NASA Menangkap Atmosfer Indah dan Mengagumkan di Yupiter

- 31 Oktober 2021, 16:47 WIB
Ilustrasi planet Jupiter.
Ilustrasi planet Jupiter. /Pixabay

PR BOGOR - Yupiter merupakan planet terbesar di Tata Surya.

Planet Yupiter merupakan rumah bagi beberapa badai besar yang membingungkan.

Pesawat ruang angkasa Juno mengumpulkan informasi tentang planet terbesar di Tata Surya itu dan dari puluhan bulan pengiringnya.

Juno telah melakukan misinya sejak 2016 hingga akan berakhir pada September 2025.

Baca Juga: Komunitas Gorengan Bogor 'Lahap' Tanjakan Terjal di Tumpeng Menoreh Magelang Jawa Tengah

Menurut laporan berdasarkan pemantau Juno, terdapat sebuah bintik merah besar di Jupiter bahkan merupakan badai yang menjulang tinggi daripada yang diduga para astronom sebelumnya.

Gambar dan data lain dari Juno NASA yang dirilis minggu ini menunjukkan bahwa badai paling terkenal di Tata Surya meluas lebih dari 200 mil atau 350 kilometer.

Badai tersebut meluas hingga di bawah puncak awan planet raksasa gas itu.

"Sebelumnya, Juno mengejutkan kami dengan petunjuk bahwa fenomena di atmosfer Jupiter lebih dalam dari yang diperkirakan," kata Scott Bolton, peneliti utama Juno.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 31 Oktober 2021: Mama Rosa Diculik, Balas Dendam Irvan pada Elsa Dimulai

"Sekarang, kami mulai menyatukan semua bagian ini dan mendapatkan sebuah penampakan nyata," lanjutnya.

Penampakan pertama terlihat bagaimana atmosfer Jupiter yang indah dan penuh kekerasan bergerak dalam 3D, ucap Bolton

Juno telah dilengkapi dengan perangkat yang disebut radiometer gelombang mikro.

Radiometer ini yang memberikan para ilmuwan pandangan di bawah puncak awan yang dilihat oleh kebanyakan teleskop optik normal ketika menunjuk ke planet besar itu.

Data terbaru menunjukkan bahwa bintik merah memanjang tidak lebih dari sekitar 300 mil (500 kilometer) dari puncak awan.

Baca Juga: Kembali Dapat Dukungan, Fans Minta Kim Seon Ho Kembali ke '2 Days and 1 Night'

Sementara badai lain yang lebih kecil memperpanjang hingga 60 mil (100 kilometer) ke bawah.

Data Juno juga menyajikan petunjuk potensial untuk bencana lain

Seberapa dalam aliran jet di atmosfer planet yang memisahkan pita putih dan kemerahan yang khas terbentuk.

"Studi kami telah menunjukkan bahwa pita warna-warni itu hanyalah 'puncak gunung es'. Pita garis lintang tengah tidak hanya memanjang dalam, tetapi tampaknya mengubah sifatnya semakin jauh ke bawah," kata Dr. Leigh Fletcher, seorang ilmuwan peserta Juno dari University of Leicester.

Data Juno menunjukkan bahwa perubahan suhu atau kadar amonia yang ada, atau keduanya, ada hubungannya dengan perilaku pita di Yupiter.***

Editor: Bayu Nurullah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x