Dengan mendorong orang untuk ragu-ragu sebelum mengunggah, Twitter berharap dapat mencegah pengguna mengirimkan konten yang disesalkan secara tergesa-gesa sambil diliputi emosi.
Baca Juga: Muhammadiyah Sudah Tetapkan 1 Syawal atau Idul Fitri 1442 Hijriah
"Kami mencoba mendorong orang untuk memikirkan kembali perilaku mereka dan memikirkan kembali bahasa mereka sebelum memposting karena mereka sering berada di saat panas dan mereka mungkin mengatakan sesuatu yang mereka sesali," ujar Sunita Saligram dikutip dari Nypost.
Platform ini memiliki kebijakan lain untuk mengawasi unggahan yang tidak bernuansa dan lebih agresif.
Pengguna Twitter tidak diizinkan menargetkan orang lain dengan kiasan rasis atau seksis, konten yang merendahkan atau penghinaan.
Baca Juga: Lirik Lagu Bersama Melangkah - Okin, Spesial Ditulis dan Dipersembahkan untuk Xabiru dan Chava
Penegakkan aturan ini merupakan perjuangan yang berat, yang harus dikembangkan.
Di antara bulan Januari dan bulan Juni 2020, tindakan telah diambil terhadap lebih dari 584.000 akun karena melanggar kebijakan perilaku penuh kebencian.***