PR BOGOR - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali minus 3,49 persen pada kuartal III 2020.
Pengumuman tersebut berarti menandakan bahwa Indonesia resmi memasuki resesi.
Hal ini diberitakan melalui situs resmi BPS pada Kamis, 5 Oktober 2020 kemarin.
Baca Juga: Habib Rizieq Shihab Pulang, Sekaligus Nikahkan Syarifah Najwa Shihab pada Tanggal 14 November 2020
Menurut catatan BPS, ekonomi dalam negeri minus 3,49 persen pada kuartal III 2020 kemarin.
Dengan kondisi itu, artinya ekonomi Indonesia minus dalam dua kuartal terakhir sebab pada kuartal II 2020 kemarin ekonomi Indonesia minus 5,32 persen.
Ekonom senior, Rizal Ramli pun ikut memberi nasihat bagi pemerintah dalam menghadapi kondisi perekonomian Indonesia saat ini.
Baca Juga: Klaim Menang dan Gugat ke MA, Donald Trump di Pemilu AS: Kalau Menghitung Suara Sah, Saya Menang
Ia menilai bahwa resesi ekonomi itu terjadi akibat tim ekonomi Presiden Joko Widodo tidak mempunyai terobosan fundamental dalam situasi pandemi Covid-19.
"Karena kebijakan ekonomi super-konservatif dan neoliberal yang sudah gagal. Mengulangi cara yang sama yang telah berulang gagal. atau ubah strategi dan pecat Menteri," kata Rizal seperti dikutip oleh Pikiranrakyat-bogor.com dari RRI pada Jumat, 6 November 2020.