Musim Hujan saat Pandemi Covid-19 Banjir dan Banjir Bandang Mengancam, Virus Corona Mudah Tersebar?

- 28 September 2020, 17:55 WIB
Ilustrasi virus corona.
Ilustrasi virus corona. /kemkes.go.id

PR BOGOR - Banjir dan banjir bandang menjadi ancaman saat memasuki musim penghujan seperti sekarang. Banjir bandang bahkan sudah melanda sebagian wilayah di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Keresahan terhadap penyebaran virus corona kemudian timbul menyusul adanya musibah banjir dan banjir bandang, apakah kemudian virus corona bisa menyebar melalui air bah?

Melansir klikdokter.com, WHO mengungkapkan, droplet penderita dan kontak langsung dengan orang yang terinfeksi menjadi jalur utama penularan Covid-19.

Baca Juga: Intip Ekonomi Vanuatu Negara Kepulauan Kecil Pendukung Papua, Sebagian Besar Jalan Tak Beraspal

Droplet orang yang terinfeksi virus corona kalau dilepaskan dari mulut atau hidung ketika batuk, bersin, berbicara atau bernyanyi bisa menyebar ke orang lain yang sedang melakukan kontak dekat dalam jarak lebih kurang satu meter.

Potensi penyebaran virus lainnya, termasuk pada air. Ini menjadi penting untuk diketahui lantaran sekitar tahun 2003, epidemi SARS dikaitkan dengan air dan air limbah di perumahan di Hong Kong.

SARS diketahui masih satu kelompok dengan virus penyebab penyakit Covid-19 alias SARS-COV-2. Ketika itu, lebih dari 300 orang diketahui ikut terjangkit akibat sistem pembuangan limbah yang rusak.

Baca Juga: Longsor di Tarakan Kota Kalimantan Utara, Belasan Orang Meninggal Dunia, dan Belasan Rumah Terdampak

Virus tersebar dari kotoran pasien SARS hingga 3 minggu setelah infeksi. Karena itu pula, muncul pertanyaan apakah air banjir yang kotor dapat membawa virus corona sekaligus menularkannya.

Artikel ini telah tayang di Galamedia.com dengan judul 'Bisakah Virus Corona Menyebar Melalui Air Banjir? Ini Faktanya Menurut Ahli'.

“Sejauh ini, WHO menyatakan belum terbukti secara ilmiah kalau Covid-19 ditularkan melalui saluran air dan air kotor. Selain itu, ada penelitian juga mengungkap kalau virus corona langsung mati di air pembuangan,” ujar dr. Astrid Wulan Kusumoastuti.

Penelitian tersebut membandingkan kelangsungan hidup virus corona dan virus polio 1 di dalam air ledeng dan air limbah.

Baca Juga: 5 Fakta Negara Vanuatu, Baru Terbebas Kanibalisme, 50 Tahun Lalu Warga Terbiasa Makan Daging Manusia

Hasilnya, virus corona jauh lebih sensitif terhadap suhu dibandingkan virus polio 1. Ketahanan hidup virus polio 1 juga jauh melampaui SARS-CoV-2.

Lapisan atau selubung terluar sel pada virus corona adalah salah satu hal yang meyakini para ahli bahwa virus corona jenis SARS-CoV-2 ini tidak mudah hidup di air.

Biasanya, sifat virus yang memiliki lapisan tersebut tidak hidup bertahan lama. Apalagi ketika lapisannya rusak, misalnya, saat terkena sabun atau air limbah. Itu sebabnya, virus corona tidak bisa bertahan hidup di air kotor, termasuk air banjir.

Baca Juga: UGM Temukan Alat Deteksi Dini Gempa Bumi, BMKG Bilang Lebih Mudah Layaknya Tes Covid-19, Dicek Suhu

Virus corona diketahui mati sangat cepat di air limbah, dengan penurunan hidup 99,9 persen dalam 2-3 hari.

Studi ini juga menunjukkan, penularan virus corona akan lebih sedikit daripada enterovirus yakni kelompok virus RNA, antara lain penyebab polio dan hepatitis A di lingkungan berair.

Para ashli meyakini, virus corona lebih cepat dinonaktifkan di air dan air limbah pada suhu kamar.

Baca Juga: 2 Syarat Penting Bagi ARMY Mengajak Jungkook BTS Menikah, Pertama Kenalan Dulu dengan Orang Tua

“Virus itu pada dasarnya membutuhkan makhluk hidup sebagai inang. Kalaupun virus bisa hidup di luar tubuh manusia, ada jangka waktu tertentu sampai virus akhirnya mati. Bisa jadi itu penyebabnya juga,” dr. Astrid menambahkan.***(Hj. Eli Siti Wasilah/Galamedia News/PRMN)

Editor: Amir Faisol


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x