DPR Minta Jokowi Bukan hanya Marah-marah, Namun Mendorong Menteri Menghasilkan Kebijakan Pro Rakyat

- 9 Juli 2020, 18:47 WIB
Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher. (Wikipedia)
Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher. (Wikipedia) /

PR BOGOR - Setelah hampir dua pekan Presiden Joko Widodo (Jokowi) marah-marah di hadapan menteri hingga mengancam akan melakukan perombakan atau reshuffle kabinet.

Ancaman reshuffle kabinet mengacu terhadap kinerja menteri yang dinilai masih belum optimal, utamanya dalam mengatasi krisis Covid-19.

Hanya saja, sampai sekarang narasi perombakan kabinet belum juga terimplementasi meski isu perombakan menteri ini terus bergulir di kalangan elemen masyarakat.

Baca Juga: Menolak Lupa 2 Jenderal Polisi dalam Kasus Buronan 17 Tahun Pembobol Bank BNI Maria Pauline Lumowa

Diberitakan di Galamedia.pikiran-rakyat.com, Kamis 9 Juli 2020, anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher menanggapi kemungkinan pergantian menteri kesehatan yang merupakan mitra kerjanya.

Menurut Netty, persoalan intinya bukan pada pergantian menteri, tapi lebih bagaimana dampak dari adanya perombakan itu terhadap rakyat. Reshuffle atau tidak, semua kebijakan harus dilakukan untuk kepentingan rakyat.

“Jadi bukan sekadar marah-marah, tapi sejauh mana hal itu mendorong para menteri bekerja optimal menghasilkan kebijakan pro rakyat" kata Netty dalam keterangan media, Kamis, 9 Juli 2020.

Baca Juga: Menkumham Yasonna Laoly Kawal Buronan Pembobol Bank BNI Rp1,7 T, Maria Pauline Mendarat di Indonesia

Selain itu Netty mengingatkan, video presiden gusar diunggah sekitar seminggu setelah kejadian.

Artikel ini telah tayang di Galamedia.pikiran-rakyat.com dengan judul 'Isu Reshuffle Kabinet, Adakah Dampaknya Untuk Rakyat?'.

Jadi seharusnya sebelum video beredar, masyarakat sudah bisa melihat ada progress penanganan Covid-19. Nyatanya tidak ada progress signifikan.

Lebih-lebih Kasus positif makin tinggi, penyerapan anggaran belum sesuai dengan kebutuhan lapangan dan penanganan dampak ikutan juga masih sengkarut.

Baca Juga: Istana Terganggu, Susi Pudjiastuti Kritisi Kebijakan Edhy Prabowo, Ngabalin: Jangan Ganggu Terus!

"Apakah kemarahan presiden hanya dianggap angin lalu oleh para menterinya atau karena mereka tidak tahu harus melakukan apa?," tanya Netty.

Netty khawatir isu pergantian kabinet hanya menambah daftar panjang lemahnya pengelolaan komunikasi publik pemerintah.

Konsekuensinya masyarakat semakin bingung dengan komunikasi yang riuh rendah, sementara angka kasus makin meningkat.

Baca Juga: Viral hingga Buat Netizen Tercengang, 6 Satpop PP Berpose Lengkap dengan Brompton Seharga Rp90 Juta

"Jumlah pekerja di-PHK dan dirumahkan makin banyak, dan masyarakat mulai giat ke luar rumah dengan anjuran new normal," ujarnya.

"Jika itu yang terjadi, maka anggapan publik bahwa pemerintah selama ini hanya sekadar berwacana tidak seratus persen salah," tambahnya. ***(Hj. Eli Siti Wasliah/Galamedia News/PRMN)

Editor: Amir Faisol

Sumber: Galamedianews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x