Network
PIKIRAN RAKYAT BOGOR - Kebijakan pelonggaran lockdown yang diambil oleh pemerintah memunculkan kekhawatiran akan terjadinya gelombang kedua virus corona di Indonesia.
Hal tersebut ternyata berimbas terhadap nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Rabu 13 Mei 2020 yang diprediksi melemah.
Rupiah masih menguat 20 poin menjadi Rp14.885 per dolar AS pada pukul 9.59 WIB dari sebelumnya Rp14.905 per dolar AS.
Baca Juga: Bulan Suci Ramadhan, Auto2000 Hadirkan Promo Spesial Bagi Pelanggannya
Hal tersebut masih menekan pergerakan aset berisiko seperti indeks saham kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu 13 Mei.
"Kemungkinan belum ada perubahan sentimen karena semalam indeks saham AS masih tertekan turun," tutur Ariston.
Selain itu, sentimen negatif lainnya juga disebabkan karena pasar masih mengkhawatirkan wabah COVID-19 yang belum benar-benar menyurut.
Baca Juga: Hati-Hati, Mata Bisa Menjadi 'Gerbang' Masuk Virus Corona ke dalam Tubuh
Masih terjadinya penambahan kasus di Indonesia setiap harinya menunjukkan bahwa penularan virus tersebut masih terjadi di tengah-tengah masyarakat dan belum benar-benar terjadi penurunan.
"Sehingga banyak yang memperkirakan wabah akan terjadi lebih lama dan ini bisa menekan perekonomian lebih lama lagi," tutur Ariston.
Dirinya pun menyebut rupiah berpotensi melemah hari ini dengan potensi pergerakan di kisaran Rp14.850 per dolar AS hingga Rp15.150 per dolar AS.
Sumber artikel dari Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Khawatir Gelombang Kedua COVID-19 di Indonesia, Rupiah Hari ini Rabu 13 Mei Diprediksi Melemah"
Sebelumnya, 12 Mei 2020 rupiah ditutup melemah 10 poin atau 0,07 persen menjadi Rp14.905 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.895 per dolar AS.
Kemudian, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu 13 Mei rupiah menguat menjadi Rp14.887 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.978 per dolar AS.***
