Membaca isi surat wasiat tersebut, menurut Budiman Sudjatmiko, pelaku teror remaja ini tidak merasa berniat buruk, namun dia merasa sangat mulia.
"Bahkan masalahnya adalah dia betul-betul menutup mata hati dan nalarnya," ujarnya.
Sebuah surat wasiat yg menggambarkan kepadatan & kepekatan pikiran di usia muda. Sangat menyintai & membenci utk hal2 yg tak diketahui. Cara berpikirnya sederhana, juga kesimpulannya: dia harus mati bersama yg dibencinya. Karena yakin akan dpt surga pic.twitter.com/FA0ew8oUuN— Budiman Sudjatmiko (IG: masbud_sudjatmiko) (@budimandjatmiko) March 31, 2021
Budiman Sudjatmiko juga mempertanyakan siapa yang memelihara jejaring kebodohan maut itu dan menegaskan bahwa tugas negara untuk membongkar dan meringkusnya.
Sebelum melakukan penyerangan ke Mabes Polri, ZA pun meninggalkan surat wasiat kepada orang tuanya dan mengirimkan pesan terakhir di grup WhatsApp keluarga.***