Mensos Risma Akhirnya Mengaku Soal Aksi Blusukannya di Komplek Elit, Ini Pengakuannya di Depan DPR

- 15 Januari 2021, 10:25 WIB
Mensos Tri Rismaharini diberikan Saran agar tidak kaget dengan Jakarta
Mensos Tri Rismaharini diberikan Saran agar tidak kaget dengan Jakarta /

PR BOGOR - Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini yang akrab disapa Risma dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan menyebarkan berita bohong.

Risma yang sering melakukan aksi blusukannya terhadap gelandangan menjadi dasar atas laporan pada Mensos Risma.

"Dalam hal ini pertemuan bu Risma dengan salah satu gelandangan atau pengemis yang bernama Nursaman di Sudirman dan Thamrin (Jakarta Pusat), itu saya lihat banyak kebohongan," kata pelapor di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya, Senin, 11 Januari 2021.

Baca Juga: 2 Kali Gempa Bumi Majene Berkekuatan Besar, Fahri Hamzah Langsung Perintahkan Mensos Risma

Selain ada laporan, aksi blusukan Mensos Risma ini viral dan dituding sebagai rekayasa.

Mensos Risma, akhirnya blak-blakan membuka alasannya blusukan di depan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Aksi blusukan Mensos Risma di kawasan elit Jakarta, Thamrin, akhirnya dibuka mantan Wali Kota Surabaya.

Baca Juga: BST Rp300.000 Bisa Diantar Langsung ke Rumah Penerima, Begini Penjelasan Mensos Risma

Mensos Risma mengaku apa yang dilakukannya (blusukan) memang telah menjadi kebiasaannya dari sejak lama.

Bahkan kebiasaan tersebut telah Risma lakukan sejak dirinya menjabat sebagai Kepala Dinas Kebersihan.

“Jadi terus terang bapak ibu sekalian, saya ini kebiasaan berangkat itu setelah subuh. Saya keluar itu sejak menjadi Kepala Dinas Kebersihan."

"Saya ngontrol kota itu bersih atau enggak,” tutur Risma seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari kanal YouTube Linjamsos Oke.

Di hadapan Anggota DPR, dengan tegas Risma mengatakan bahwa dirinya bersumpah tidak pernah niat blusukan.

Baca Juga: Mensos Risma Dilaporkan ke Polisi Dugaan Berita Bohong, Refly Harun: Menurut Saya Tidak Sehat

“Nah di situ saya ketemu, jadi tidak ada niat. Demi Allah saya berani disumpah, dengan Al Quran, saya tidak pernah niat blusukan, tapi itu saya temukan di jalan,” ujarnya tegas.

Mensos Risma menjelaskan, apa yang dilakukannya murni karena bentuk solidaritas sesama manusia.

“Kalau saya nanya ‘kamu sudah makan apa belum?’ Itu kan kewajiban saya sebagai manusia, dan itu betul. Makan sampai dua piring kadang, tapi ngomong ‘Saya sudah punya rumah bu’ saya tinggal, tidak semua berhasil," jelas mantan Walikota Surabaya tersebut.

Risma mengatakan, dirinya ingin pemulung-pemulung mendapatkan bantuan, meski mereka tidak memiliki alamat.

“Tapi bahwa saya kepingin pemulung-pemulung itu juga dapat bantuan, karena selama ini mereka tidak dapat bantuan apapun.

"Mereka tidak punya rumah, hanya karena mereka tidak punya alamat, mereka tidak dapat bantuan,” tuturnya.

Oleh karena itu, untuk melakukan pendataan para pemulung tersebut, Risma melakukan pendataan bersama dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil)

“Jadi kenapa hari ini saya data mereka dengan Disdukcapil," sambung Risma.

Risma sekali lagi menegaskan, apa yang dilakukannya (blusukan) murni tanpa niatan apapun.

“Jadi begitu bapak, jadi demi Allah saya tidak ada niatan apapun, karena mungkin sebentar lagi saya mati, besok mati, saya tidak tahu. Tapi bahwa niat saya adalah niat membantu,” pungkasnya meyakinkan.

Aksi blusukan Mensos Risma pun jadi sorotan Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun, mengaku dirinya tidak pernah setuju aksi lapor melapor dari kubu manapun.

“Ini menurut saya tidak sehat, karena itu berkali-kali saya mengatakan, alangkah baiknya kita biasa menerima perbedaan pendapat. Kalaupun itu dianggap pencitraan, ya kritik saja, sampaikan kritiknya. Yang penting, ketika menyampaikan kritik, jangan pula kita yang diadukan,” kata Refly Harun, seperti dikutip PRBogor.com dari kanal YouTube miliknya.

Jika kritik telah disampaikan, katanya, disertai dengan bukti data yang mendukung, penilaian sebaiknya dikembalikan kepada masyarakat.

“Biarkanlah masyarakat yang menilai siapa yang sesungguhnya lebih benar, lebih bisa diterima, lebih dianggap berintegritas. Yang penting tadi, kondisinya adalah kita tidak perlu melaporkan Risma, tapi pendukungnya Risma juga tidak perlu melaporkan siapapun yang mengkritik Risma. Biar demokrasi kita bisa lebih jalan,” ujar dia.

Refly Harun yakin laporan tersebut dibuat oleh orang-orang yang tidak pro dengan pemerintah, atau para pengkritik Jokowi.

Namun menurutnya, kebiasaan lapor-melapor yang belakangan terkesan menjadi sebuah budaya baru di Indonesia ini tidak baik bagi demokrasi di Tanah Air.

Kalaupun memang banyak yang menganggap blusukan Risma adalah pencitraan ungkap Refly Harun, sampaikan kritik saja tapi dalam proses penyampaiannya jangan berlebihan.

"Sampaikan kritik, yang penting ketika kita menyampaikan kritik jangan pula kita yang diadukan jadinya," ucapnya.

Ia menilai bahwa masyarakat Indonesia juga sudah pintar dan tahu mana informasi yang bisa lebih dipercaya.

"Siapa yang sesungguhnya lebih benar pasti bisa diterima karena dianggap lebih berintegritas, yang penting tadi, kondisinya adalah kita tidak perlu melaporkan Risma, tapi pendukung Risma juga tidak perlu melaporkan siapa pun yang mengkritik Risma," tuturnya.

Diketahui, Risma dilaporkan lantaran dituding telah merekayasa pertemuan dengan gelandangan di sekitar jalan Sudirman-Thamrin. Pelapor Mensos, yang Cecep Muhammad Yasin atau biasa dipanggil Gus Yasin, melaporkan Risma ke Polda Metro Jaya.

Dalam keterangannya, pria yang mengaku sebagai Ketua Umum Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah (PPKN) menilai pertemuan Risma dengan salah satu gelandangan yang bernama Nursaman mengandung banyak kebohongan.

Ia memaparkan, Risma akan dilaporkan dengan dugaan pelanggaran Pasal 15 UU nomor 1 tahun 1946 tentang peraturan hukum pidana, dengan ancaman hukuman hingga 10 tahun.

Tak hanya itu, katanya, Mensos juga akan dijerat dengan Pasal 28 dan Pasal 45 UU nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik (UU ITE).***

 

 

Editor: Rizki Laelani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x