Penyesalan SBY Pernah Percaya dan Beri Jabatan Moeldoko, kini Bikin Partai Demokrat Pecah

6 Maret 2021, 09:18 WIB
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) bersama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kanan) menyampaikan keterangan pers terkait KLB Partai Demokrat di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/3/2021). SBY merespons KLB Partai Demokrat (PD) di Deli Serdang (5/3/2021), yang diklaim sepihak sejumlah orang, yang memutuskan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjadi Ketum Demokrat periode 2021-2025. /Foto: ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA/

PR BOGOR - Rasa penyesalan diutarakan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atas tindakan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko.

SBY mengaku bersalah lantaran pernah memberikan kepercayaan dan jabatan kepada mantan Panglima TNI yang kini didapuk jadi Ketum Partai Demokrat versi KLB.

"Termasuk rasa malu dan rasa bersalah saya yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya (Moeldoko)," kata SBY di Puri Cikeas pada Jumat, 5 Maret 2021.

Baca Juga: Ikatan Cinta Malam Ini, 6 Maret 2021: Elsa Semakin Cemas, Akankah Anak Andin dan Nino Terungkap?

Moeldoko disahkan menjadi ketua umum versi KLB Sumut oleh para pecatan kader Partai Demokrat.

SBY menilai Moeldoko bersekongkol dengan orang dalam.

Bahkan dengan tangan dinginnya, Moeldoko melakukan kudeta kepemimpinan Partai Demokrat yang diketui sang anak, Agus Harimurti Yudhoyo (AHY).

Baca Juga: Sebelum Terlambat, Lengkapi 10 Dokumen Penting untuk Pengajuan KPR Bersubsidi

SBY melihat Moeldoko sedang mempertontonkan sikap yang tidak terpuji.

"Jauh dari sikap ksatria dan nilai-nilai moral dan hanya mendatangkan rasa malu bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran Tentara Nasional Indonesia," ujarnya.

SBY pun menegaskan, selama memimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia, dirinya tidak pernah memiliki niat merusak apalagi merebut partai orang lain.

Baca Juga: Ramalan Shio Tikus, Kerbau dan Macan Hari Ini, 6 Maret 2021: Cek Keberuntunganmu Hari Ini

Mantan prajurti TNI ini menilai, kudeta yang dilakukan Moeldoko melalui KLB versi Sumut ilegal.

SBY menilai ada yang mengubah AD ART partai dari kubu Moeldoko.

Atas ubahan itu, pecatan kader Partai Demokrat kemudian menjadikannya sebagai ketua umum untuk menggantikan posisi AHY.

"Sebelum mengangkat KSP Moeldoko menjadi ketua umum Partai Demokrat ilegal AD dan ART diubah dan diganti dengan AD/ART versi Deli Serdang sehingga pengobatan Moeldoko dianggap sah. Pertanyaannya? Apa bisa begitu?" tutur SBY.
Karier Moeldoko di militer

Dalam perjalanan karie di militer, Moeldoko pernah menjadi di Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad sejak Januari 2010 hingga Juni 2010.

Sejak Juni 2010 Moeldoko diamanahi SBY sebagai panglima komando daerah militer 12/Tanjungpura.

Jabatan tersebut diemban Moeldoko sampai Oktober 2010.

Oktober 2010 sampai Agustus 2011, Moeldoko menjabat sebagai Panglima Komando Daerah Militer III/Siliwangi ke-30.

Masih dalam masa kepemimpinan SBY sebagai presiden Republik Indonesia Moeldoko diangkat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat ke-28 terhitung sejak 20 Mei 2013 sampai 30 Agustus 2013.

Pada Agustus 2013, Susilo Bambang Yudhoyono mengangkat Moeldoko sebagai Panglima TNI.***

Editor: Rizki Laelani

Tags

Terkini

Terpopuler