Timnas AMIN Ogah Ngurusin Kecurangan Pemilu tapi Minta Relawan Jaga TPS

- 8 Februari 2024, 17:30 WIB
Calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. /Foto: Pikiran Rakyat/Asep Bidin Rosidin

PEMBRITA BOGOR - Anggota Dewan Pakar Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Supomo, mengatakan bahwa timnya hanya fokus untuk melakukan kegiatan pemenangan sampai hari terakhir masa kampanye, meski banyak terjadi dugaan kecurangan dalam penyelenggaraan Pilpres 2024.

Supomo menjelaskan, timnas hanya ingin berfokus kepada kegiatan-kegiatan yang bisa mengedukasi masyarakat mengenai gagasan perubahan yang digaungkan AMIN, sehingga penyelesaian segala praktik dugaan kecurangan sepenuhnya diserahkan kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

"Kami merasa tidak ada manfaat untuk terlalu mengurusi kecurangan itu, tetapi yakinlah gelombang tekanan perubahan akan menghapus semua niat-niat jahat yang berpotensi dilakukan," kata Supomo di Jakarta, Kamis, 8 Februari 2024.

Lebih lanjut, purnawirawan jenderal bintang dua TNI Angkatan Udara (AU) itu menjelaskan, timnas hanya mengimbau kepada seluruh pendukung atau relawan untuk mengawal suara di tempat pemungutan suara (TPS) saat hari pencoblosan nanti.

Anggota Dewan Pakar Timnas AMIN, Supomo (kanan) memberi keterangan kepada media di Jakarta.
Anggota Dewan Pakar Timnas AMIN, Supomo (kanan) memberi keterangan kepada media di Jakarta. /Foto: ANTARA/Donny Aditra


"Kami mengimbau kepada masyarakat dan relawan agar betul-betul menjaga suaranya, menjaga di TPS dan jangan pulang. Jadi tunggu sampai perhitungan selesai dan kotak suara dibawa oleh panitia pemungutan suara," ujar dia.

Selain itu, lanjut Supomo, Timnas AMIN juga mengimbau kepada seluruh penyelenggara pemilu agar menjaga etika dan moral saat menjalankan tugas sesuai dengan aturan, sehingga proses pemilu yang jujur dan adil bisa terwujud.

Kecurangan Pemilu Jelang Hari Pencoblosan

SEJUMLAH polisi berjaga saat unjuk rasa menuntut diusutnya dugaan kecurangan Pemilu 2019 berlangsung di Kantor Bawaslu RI, Jakarta, Kamis, 9 Mei 2019.
SEJUMLAH polisi berjaga saat unjuk rasa menuntut diusutnya dugaan kecurangan Pemilu 2019 berlangsung di Kantor Bawaslu RI, Jakarta, Kamis, 9 Mei 2019. /Foto: ANTARA

Beberapa hari lalu beredar video yang viral di sosial media, terkait dugaan kecurangan pemilu di wilayah Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Kuala Lumpur, Malaysia. Dalam video itu, kertas suara tampak sudah dicoblos kepada salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden.

Baca Juga: Roy Suryo Sebut Gibran 'Curang' saat Debat Cawapres 2024, Ganjar: Ia Pakai Tiga Mic, tapi...

Sementara itu, terjadi peristiwa dugaan mobilisasi pemilih ilegal yang diungkapkan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran. Informasi yang ditermia, dugaan mobolisasi pemilih ilegal itu terjadi saat puluhan pemuda berbadan tegap dan berambut cepak mengaku mahasiswa yang sedang melakukan penelitian di Bogor.

"Mereka mengajukan pindah TPS tetapi dengan dokumen yang janggal," kata Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran Habiburokhman dalam konferensi pers di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 7 Februari 2024.

Orang yang mengaku mahasiswa tersebut membawa surat tugas penelitian di Kabupaten Bogor. Sedianya surat keterangan penelitian tersebut harus dibarengi dengan ijin dari Kesbangpol.

"Mahasiswa tersebut tidak ada surat ijin penelitian dari Kesbangpol. Selain itu surat yang mereka bawa tidak ditandatangani dengan tandatangan basah namun hanya seperti stempel," kata Habiburokhman.

Halaman:

Editor: Khairul Anwar

Sumber: ANTARA


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x