Teks Khutbah Jumat Bertema Hari Santri Nasional Serta Memaknai Resolusi Jihad

- 14 Oktober 2021, 14:52 WIB
Teks Khutbah Jumat Bertema Hari Santri Nasional Serta Memaknai Resolusi Jihad
Teks Khutbah Jumat Bertema Hari Santri Nasional Serta Memaknai Resolusi Jihad /Pixabay/hisalman/

PR BOGOR - Berikut teks Khutbah Jumat bertema Hari Santri Nasional yang dapat menjadi referensi para khotib.

Teks Khutbah Jumat kali ini berisi mengenai bagaimana kita sebagai umat Muslim menyambut Hari Santri Nasional pada 22 Oktober 2021 serta memaknai resolusi jihad.

Untuk itu mari kita simak teks Khutbah Jumat bertema Hari Santri Nasional yang dikutip Pikiranrakyat-Bogor.com dari berbagai sumber.

Baca Juga: 4 Contoh Puisi Bertema Santri, Cocok Dibacakan Untuk Peringati Hari Santri Nasional

Jamaah Sidang Jumat yang Berbahagia

Sebagaimana yang kita ketahui bersama, tak lama lagi tepatnya pada tanggal 22 Oktober kita akan memperingati Hari Santri Nasional.

Hari bersejarah itu ditetapkan berdasarkan momentum resolusi jihad yang telah digaungkan oleh ulama terdahulu untuk melawan dan mengusir pasukan kolonial dari bumi Indonesia.

Hari Santri merupakan refleksi bersama, agar kita selalu ingat bahwa semenjak lahirnya negeri ini, kita telah menjadi bagian dari perjuangan para pahlawan, para kiai, para santri, dan pendahulu kita.

Dengan demikian, mari kita jaga semangat perjuangan mereka dengan melakukan sinergi positif yang dapat membangun negeri ini ke arah yang lebih baik.

Baca Juga: 10 Twibbon Hari Santri Nasional 2021 dengan Desain Menarik, Cocok Dibagikan di Media Sosial

Terutama dalam merawat keberagaman, menjaga kerukunan serta rasa aman antar sesama.

Hal inilah yang menjadi modal penting bangsa kita agar menjadi bangsa yang besar.

Allah Swt sendiri mengingatkan kita di dalam QS. Ali Imran ayat 103:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai

Baca Juga: 10 Link Twibbon Hari Santri Nasional 22 Oktober 2021, Download dan Gunakan Secara Gratis

وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا

dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu karena nikmat Allah, menjadilah kamu orang yang bersaudara;

وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ

dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya.

كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

Ayat tersebut menegaskan betapa pentingnya kita menjaga tali kerukunan, supaya tidak terjadi gejolak dan perang saudara di antara kita, sebagaimana yang terjadi di Afghanistan, Irak, Yaman, dan Suriah.

Baca Juga: Dance Ambyar People Sempat Viral, Aurel Hermansyah Ngidam Joget Tarian Ini

Oleh karena itu, merawat keberagaman bangsa Indonesia yang total penduduk 267 juta jiwa tidaklah mudah.

Karenanya, kita semua jangan mudah terkompori dengan isu SARA dan pecah belah, terutama di media sosial, kita harus berhati-hati.

Hadirin Sidang Jumat yang Berbahagia

Mengenai resolusi jihad dalam konteks pada waktu perjuangan melawan penjajah, tentu sangat berbeda untuk kita hadirkan dalam konteks saat ini.

Makna jihad tidak lantas kita artikan sebagai perang dan pemahaman sempit yang siap mati supaya mendapatkan tujuh puluh bidadari, sebagaimana pemahaman yang salah oleh para teroris.

Baca Juga: Ramalan Harian Pisces Besok 15 Oktober 2021: Kamu Akan Menjadi Orang yang Serius dalam Pekerjaan

Di negeri aman dan damai seperti Indonesia ini, jihad bisa berbentuk berbagai macam.

Seperti Jihad melawan hawa nafsu, jihad melawan narkoba, jihad melawan kemiskinan, jihad melawan kebodohan, jihad melawan ketidakadilan, dan jihad melawan korupsi.

Seperti dahulu pada tahun 2016, pemerintah kita pernah berupaya mengurangi perilaku pungutan liar atau pungli.

Di dalam ajaran Islam, pungutan liar tidak dibenarkan. Karena pratiknya mirip dengan perampok jalanan, artinya menzalimi orang lain dengan cara memungut upeti.

Imam Adz-Dzahabi, seorang ulama ahli fikih mengatakan bahwa orang yang mengambil pungutan liar, pencatat dan pemungutnya, semuanya bersekutu dalam dosa dan sama-sama memakan harta haram.

Baca Juga: IHSG Mengalami Positif Trend: BBCA Stock Split dan Langsung Diserbu para Investor

Allah Swt berfirman di dalam QS. Asy-Syura ayat 42.

إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

“Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih”.

Dengan demikian, mari kita maknai arti kata Jihad yang tidak sebatas perang di medan peperangan yang begitu sengit.

Karena makna jihad yang sesungguhnya adalah melawan hawa nafsu, supaya tidak merugikan diri sendiri dan mengorbankan orang lain.

Dan makna jihad juga bisa berarti bersungguh-sungguh untuk membenahi kejelekan yang ada pada diri kita, agar lebih baik daripada kemarin.

Baca Juga: BTS In The SOOP Season 2 Tayang Perdana Jumat 15 Oktober, Catat Jadwalnya ARMY

Kita berusaha menahan diri untuk tidak memfitnah orang lain, mengkompori umat, membuat isu SARA dan strategi pecah belah, dengan tujuan-tujuan tertentu agar rakyat menjadi kacau balau, inilah yang dikhawatirkan saat ini.

Kita berdoa, semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah dari segala fitnah di dunia dan akhirat.

Semoga kita semua tergolong orang-orang yang beruntung, yang selalu mendapatkan hidayah dari-Nya. Amin ya rabbal ‘alamin.

Demikian teks khutbah Jumat bertema Hari Santri Nasional dan pemaknaan resolusi jihad.***

Editor: Muhamad Gilang Priyatna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x