Network
PR BOGOR - Tersangka kasus pembunuhan dan mutilasi Angel Hindriati (54) rupanya berniat menguasahi harta wanita yang dibunuhnya itu.
Dirreksrimus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan bahwa harta yang ingin diambil alih tersangka M. Ecky Listiantho (34) adalah apartemen dan saldo di kartu ATM korban.
"Tersangka Ecky juga memiliki niat lain untuk menguasai harta milik korban Angela," ucap Hengki mengutip PMJ News, Kamis 19 Januari 2023.
Baca Juga: Jenazah Angela Korban Mutilasi di Bekasi Dimakamkan Satu Liang Lahat dengan Anaknya
"Antara lain menguasai apartemen milik korban, dengan proses peralihan kepemilikan dengan mekanisme yang ilegal. Serta menguras ATM milik korban," tuturnya.
Diketahui, sejauh ini Ecky bahkan sudah menggadaikan sertifikat rumah Angela.
Di sisi lain, polisi yang masih mendalami kasus pembunuhan dan mutilasi Angela di Bekasi ini mengungkap kemungkinan adanya tersangka lain selain Ecky.
Baca Juga: Jasad Mutilasi di Bekasi Disembunyikan 1 Tahun di Indekos, Bau Mayat Disamarkan oleh Kopi
Hipotesis ini adalah titik terang usai polisi menemukan saksi penting terkait kasus tersebut.
"Ada potensi tersangka baru," ucap Hengki.
Diberitakan sebelumnya, Angela Hindriati adalah korban pembunuhan dan mutilasi oleh tersangka M Ecky Listiantho (34).
Baca Juga: Kasus Mutilasi di Tambun Bekasi: Identitas Mayat Terungkap
Wanita ini dibunuh dengan cara dicekik usai minta dinikahi Ecky. Jasadnya dimutilasi menggunakan gergaji listrik.
Ecky sendiri sudah memiliki istri sah. Ia tak mau menikah dengan Angela lantaran takut skandal perselingkuhannya dengan wanita itu terbongkar.
“Dari pengakuan si tersangka itu karena korban itu kan menuntut ingin dinikahi, dan si tersangka ini takut akan disebarkan berita perselingkuhan ini,” ungkap Kanit IV Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Tommy.
Baca Juga: Terungkap, Polisi Akhirnya Temukan Identitas Mayat Perempuan Korban Mutilasi di Bogor
Ikuti informasi lengkap dan menarik lainnya seputar Bogor, Jawa Barat, dan berita nasional hanya di Google News Pikiran Rakyat Bogor.***
