Melacak Sebaran Virus Corona, Jabar Masih Butuh 200 Ribu Alat Test

8 April 2020, 11:56 WIB
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengikuti Rapat Terbatas Koordinasi Lintas Provinsi bersama Wakil Presiden Republik Indonesia via video conference, di Gd. Pakuan, Kota Bandung, Selasa 07 April 2020. /Dok. Pemprov Humas Jabar/

PIKIRAN RAKYAT BOGOR - Jumlah kasus terkonfirmasi positif virus corona di Jawa Barat membuat masyarakatnya khawatir dan cemas.

Menanggapi kondisi tersebut, Ridwan Kamil selalu Gubernur Jawa Barat secara intensif melakukan rapid test untuk mengetahui peta persebaran COVID-19 di wilayah kerjanya.

Terkait pola yang digunakan, Kang Emil mengatakan akan mengadopsi seperti pola yang diterapkan di Korea Selatan, yaitu mengetes 0,6 persen dari jumlah penduduknya.

Baca Juga: Belum Sempat Melihat Fenomena Supermoon Semalam ? Jangan Kecewa

"Untuk itu, Jabar minimal melakukan tes (terhadap) 300 ribu penduduk," kata Kang Emil saat mengikuti Rapat Terbatas Koordinasi Lintas Provinsi bersama Wakil Presiden Republik Indonesia via video conference, di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa 07 April 2020.

"Kami punya barang (alat rapid test) kurang dari 100 ribu. Jadi butuh 200 ribu (alat) lagi untuk (menuju) 0,6 persen (dari total penduduk)," tambah Ridwan Kamil.

Sebanyak 63 ribu ribu alat Rapid Diagnostic Test (RDT) dari Pemerintah Provinsi Jabar melalui Dinas Kesehatan Jabar telah disalurkan ke pemda 27 kabupaten/kota, instansi pemerintah, rumah sakit, hingga institusi pendidikan.

Baca Juga: Puluhan Dokternya di Tangkap, Apa yang Sebenarnya Terjadi di Pakistan

Pembelian 20 ribu reagen atau reaktan dilakukan Pemprov Jabar sebagai upaya untuk mendeteksi peta sebaran virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19.

Lebih lanjut nantinya, reagen untuk melakukan metode PCR di laboratorium terhadap sampel berupa swab dari hidung, mulut, maupun tenggorokan itu ditujukan untuk memastikan orang-orang yang positif COVID-19 dari hasil rapid test.

"Kami beli 20 ribu PCR dari Korea Selatan. Kapasitas Jabar dari (mengetes) 100-an sampel swab sehari, bisa ditingkatkan empat kali lipat jadi 400 sampel per hari di Labkesda (Laboratorium Kesehatan Provinsi Jabar)," ucap Kang Emil.

Sumber artikel dari Pikiran-Rakyat.Com dengan judul "RIdwan Kamil : Jabar Masih Butuh 200 Ribu Alat RDT untuk Mengetes 0,6 Persen Penduduk"

"Titik testing di ITB, Unpad, IPB, Kota Bekasi, dan Labkesda Jabar (di Kota Bandung)," jelas Kang Emil.

Di sisi lain, Daud Achmad selaku uru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat mengatakan Pemprov sangat transparan perihal pelaporan terkait hasil Rapid Diagnostic Test (RDT) menggunakan metode tes darah yang dilakukan.

"Kami laporkan 63.120 alat rapid test itu dari mana, ada dari Kemenkes, BNPB (gugus tugas pusat), Yayasan Budha Tzu Chi, PT Jasa Madivest (BUMD).

Baca Juga: Bisa Berakibat Fatal, ini Efek Penambahan Antibiotik Dalam Disinfektan

Kami laporkan secara akurat, misal dapat dari pihak ini sekian, lalu tersalurkan sekian, sisa sekian," kata Daud.

Gubernur Jabar saat ini sudah melakukan komunikasi dengan piha-pihak terkait dalam hal pengadaan alat rapid test tersebut.

"Bapak Gubernur dengan networking yang beliau miliki, minta ke sana-sini, termasuk disampaikan ke Bapak Wakil Presiden (Ma'ruf Amin) kami kurang 200 ribu alat untuk tes yang idealnya," ucap Daud.

Baca Juga: Dinyatakan Sembuh, Begini Pengalaman Sebagai Penyintas COVID-19

"Jadi kami tetap berupaya, kalau tidak sampai 300 ribu (tes) pun mudah-mudahan di angka sekian sudah dapat peta persebaran yang akurat sehingga kami bisa melakukan tindakan lebih lanjut," pungkasnya.***

Editor: Miftah Hadi Sopyan

Tags

Terkini

Terpopuler