Ustadz Ahmad Zarkasih Sebut Harta Hakikatnya hanya Bayangan, Mahar Sandal Jepit harusnya Tak Masalah

- 6 Juli 2020, 11:01 WIB
Member BTS sedang menikah hasil editan @Aiidankim
Member BTS sedang menikah hasil editan @Aiidankim //*Instagram

PR BOGOR - Pernikahan merupakan sunah Rasulullah SAW yang sangat dianjurkan untuk dilaksankan bagi setiap umat muslim

Kini di era yang semakin modern banyak di antara mereka yang meyakini, menikah bukan sesuatu yang bersifat keharusan.

Hakikat pernikahan merupakan sebuah cara untuk meneruskan keturunan yang saleh dan salehah yang kelak bisa meneruskan jejak para pemimpin.

Baca Juga: Terungkap! Tiongkok Miliki Gunung Berapi di Dasar Laut Usia 140 Juta Tahun, Ancaman Bencana Dahsyat

Adakalanya, menikah menjadi suatu yang sangat dilematis lantaran prosesnya banyak menyita fikiran, energi, dan bahkan materi.

Terkadang sebuah budaya yang sudah mengakar di daerah-daerah tertentu memaksa banyak orang untuk mengeluarkan banyak materi.

Padahal, materi bukanlah satu-satunya pertimbangan yang utama yang harus dimiliki oleh masing-masing orang.

Baca Juga: Tongkat Kapolri Kian Memanas Jelang Masa Pensiun Idham Azis, Pakar: Penggantinya Sulit Diprediksi

Baru-baru ini ada sebuah fenomena yang semestinya menjadi pembelajaran bagi kita semua, pernikahan yang terjadi antara dua sejoli di Desa Braim Kecamatan Praya Tengah, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat viral di media sosial.

Artikel ini telah tayang di Republika dengan judul 'Mahar Nikah Sandal Jepit dan Hakikat Harta dalam Pernikahan'.

Usut punya usut, pernikahan dua sejoli itu menjadi viral di media sosial lantaran sang mempelai pria hanya memberikan mahar berupa sandal jepit.

Fenomena ini tentu sangat unik, di tengah tuntutan mahar sebagian kalangan yang kian melangit. Sangat wajar bila harta menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih jodoh.

Baca Juga: V BTS Berharap Krisis Covid-19 Segera Usai, ARMY: Hatimu Terbuat dari Segala Sesuatu yang Baik-baik

Sebab tak bisa dimungkiri, harta membuat pasangan suami-istri yang baru saja menikah bisa mengarungi bahtera rumah tangga dengan lebih lancar terutama dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Diberitakan di Republika, Minggu 5 Juli 2020, Ustadz Ahmad Zarkasih mencoba menjabarkan soal hakikat harta.

Dia menjabarkannya dalam buku bertajuk 'Menakar Kufu dalam Memilih Jodoh' bahwa harta sebetulnya hanya bayangan.

Baca Juga: Menkes Terawan Dinilai Biang Kerok Penanganan Covid-19, Faisal Basri: Dia yang harus Dipecat Pertama

"Harta sebagaimana disebutkan banyak ulama adalah bayangan, keberadaannya tidak tetap, kadang ada kadang tidak ada. Kadang ada di depan, ada di belakang, di kiri dan ke kanan," tulisnya.

Ahmad menerangkan, jika ingin menjadikan harta sebagai pertimbangan utama dalam memilih pasangan atau jodoh maka ada risiko yang harus siap ditanggung.

Karena harta tidak kekal. Seseorang bisa saja ada di posisi puncak sebagai orang kaya, tetapi bisa saja kemudian jatuh miskin.

Baca Juga: Kunjungi PBNU, MPR RI Nyatakan Setuju DPR Batalkan Pembahasan RUU HIP yang Menuai Kontroversi

"Karenanya, kalau hanya harta yang dijadikan faktor utama, bersiap-siap akan menanggung kehancuran jika nanti harta tiada," uangkapnya.

"Mungkin ada dikatakan oleh banyak orang-orang kampung, ada harta abang disayang, tidak ada harta abang ditendang," imbuhnya.

Apalagi nafsu setiap insan terhadap harta ingin terus bertambah dan ingin lebih banyak lagi sehingga tidak akan bisa terpuaskan.

Baca Juga: Terbongkar! Oknum Pegawai Starbucks yang Intip Pengunjung Wanita Mangaku Senang dengan Sang Korban

Meski dalam waktu tertentu kebutuhannya sudah tercukupi tetapi tetap saja ada keinginan yang lain lagi yang dirasa harus dipenuhi.

Nabi Muhammad SAW mengingatkan, nafsu manusia terhadap harta tidak akan pernah berhenti kecuali dengan kematian. Rasulullah SAW bersabda:

‏ لَوْ كَانَ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى ثَالِثًا، وَلاَ يَمْلأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ ‏

"Kalau saja seandainya manusia itu mempunyai dua lembah yang berisi harta, niscaya dia akan menginginkan lembah yang ketiga. Dan tidak ada yang bisa menghentikan nafsu manusia kecuali tanah (mati). Dan Allah mengampuni siapa saja yang meminta ampun.” (HR Bukhari dan Muslim)

"Tegasnya Nabi SAW ingin menyebut bahwa manusia itu doyan harta, suka kekayaan, cinta herta benda, takut kemiskinan, tidak suka kekurangan dan benci kelaparan," jelas Ahmad.

Baca Juga: Fenomena Alam Kembali Terjadi di Indonesia, Besok Warga di Pulau Jawa dan 2 Lainnya Bakal Kedinginan

Ahmad mengajak semua insan melihat kehidupan Nabi SAW dan istrinya yang begitu sederhana.

Tempat tinggalnya bukan rumah yang megah, dan tidak ada perabotan serta kendaraan mewah. Karena, rahasia kebahagiaan ada dalam ketenangan diri masing-masing pasangan.

Ketenangan tersebut bisa didapatkan jika keduanya saling memahami kewajiban dan hak masing-masing pasangan sebagaimana yang diajarkan dalam Islam.

Baca Juga: Dikagetkan Kehadiran Menkes Terawan, Walikota Risma Tetap Diminta Tingkatkan Penanganan Covid-19

"Karenanya orang yang mempunyai nilai agama dalam diri, tidak mungkin akan mengkhianati itu," ujarnya.***(Umar Mukhtar/Republika)

 

 

Editor: Amir Faisol

Sumber: republika


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x