PR BOGOR - Hidup bak roda yang selalu berputar, tak ubahya kondisi keuangan kita yang terus berubaha-rubah, sehingga ada kalanya posisinya berada di atas puncak dan di bawah.
Saat kita sedang mengalami kondisi keuangan yang terpuruk, biasanya kita mengandalkan teman karib, saudara, orang tua, dan atau lembaga kredit untuk mengutang.
Meski utang merupakan hal yang dapat memberartkan kita kelak di akhirat. Bahkan Nabi Muhammad enggan mensalati umatnya yang meninggal masih meninggalkan utang.
Baca Juga: Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah Ingin Gelar Pernikahan di GBK, Inginnya Undang 80.000 Orang
Dengan demikian, sekecil dan seberat apapun utang maka wajib dicarikan solusinya untuk kemudian dilunasi sebelu kita menghadap sang Khaliq.
مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ دِينَارٌ أَوْ دِرْهَمٌ قُضِىَ مِنْ حَسَنَاتِهِ لَيْسَ ثَمَّ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham” (HR. Ibnu Majah; shahih).
Baca Juga: Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah Ingin Langsungkan Pernikahan di GBK, Modal Nikah Tembus Rp 25 M