Karena harta tidak kekal. Seseorang bisa saja ada di posisi puncak sebagai orang kaya, tetapi bisa saja kemudian jatuh miskin.
Baca Juga: Kunjungi PBNU, MPR RI Nyatakan Setuju DPR Batalkan Pembahasan RUU HIP yang Menuai Kontroversi
"Karenanya, kalau hanya harta yang dijadikan faktor utama, bersiap-siap akan menanggung kehancuran jika nanti harta tiada," uangkapnya.
"Mungkin ada dikatakan oleh banyak orang-orang kampung, ada harta abang disayang, tidak ada harta abang ditendang," imbuhnya.
Apalagi nafsu setiap insan terhadap harta ingin terus bertambah dan ingin lebih banyak lagi sehingga tidak akan bisa terpuaskan.
Baca Juga: Terbongkar! Oknum Pegawai Starbucks yang Intip Pengunjung Wanita Mangaku Senang dengan Sang Korban
Meski dalam waktu tertentu kebutuhannya sudah tercukupi tetapi tetap saja ada keinginan yang lain lagi yang dirasa harus dipenuhi.
Nabi Muhammad SAW mengingatkan, nafsu manusia terhadap harta tidak akan pernah berhenti kecuali dengan kematian. Rasulullah SAW bersabda:
لَوْ كَانَ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى ثَالِثًا، وَلاَ يَمْلأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
"Kalau saja seandainya manusia itu mempunyai dua lembah yang berisi harta, niscaya dia akan menginginkan lembah yang ketiga. Dan tidak ada yang bisa menghentikan nafsu manusia kecuali tanah (mati). Dan Allah mengampuni siapa saja yang meminta ampun.” (HR Bukhari dan Muslim)