Naskah Khutbah Jumat, Menumbuhkan Sifat Sabar Menyusul Kondisi Ancaman Kesehatan Akibat Covid-19

3 September 2020, 21:00 WIB
Suasana salat Jumat di Masjid Al Hidayah Pamulag Permai 1, Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). /- Foto: Seputartangsel.com/Sugih Hartanto

PR BOGOR - Sabar menjalani kehidupan dengan segala bentuk cobaan yang diberikan sang pencipta merupakan suatu hal yang harus terus dilakukan.

Memang tidak mudah menjadi manusia dengan tingkat kesabaran yang luar biasa. Dengan segala ambisi, mimpi, dan cita-cita, terkadang manusia memiliki banyak cara untuk kemudian menghalalkan semua cara dalam menggapai impian mereka.

Di tengah pandemi seperti sekarang, kata sabar memang menjadi salah satu ikhtiar yang perlu dilakukan bagi setiap umat manusia, di samping mematuhi protokol-protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah.

Baca Juga: Mahfud MD Sentil Anies Baswedan Soal Penambahan Kasus Covid-19 di Jakarta, Dibandingkan dengan Jatim

Baca Juga: Big Hit Entertainment Tunda Pendaftaran Masa Wajib Militer Jin BTS, Bisnis Agensi harus Berjalan

Baca Juga: Menilik Lebih Dekat Timor Leste, Negara Paling Demokratis, 90 Persen APBN Didanai Sektor Perminyakan

Ringkasan Ihya' Ulumiddin karya Imam Al Ghazali, menjabarkan naskah khutbah Jumat mengenai Keutamaan Sabar.

Naskah Khutbah Jumat Keutamaan Sabar

Sabar menjadi sifat yang mencerminkan iman kepada Allah. Dalam Al Quran disebutkan berkali-kali bahwa Allah akan mengangkat kebaikan orang-orang yang sabar.

Quran Surat As-Sajdah Ayat 24

وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا۟ ۖ وَكَانُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا يُوقِنُونَ

Terjemah Arti: Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. (Quran Surat As-Sajdah Ayat 24)

Quran Surat Al-A’raf Ayat 137

" ۖ وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ ٱلْحُسْنَىٰ عَلَىٰ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ بِمَا صَبَرُوا۟ ۖ وَدَمَّرْنَا مَا كَانَ يَصْنَعُ فِرْعَوْنُ وَقَوْمُهُۥ وَمَا كَانُوا۟ يَعْرِشُونَ....."

Terjemahan: ....., Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir'aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka. (Quran Surat Al-A’raf Ayat 137)

Quran Surat An-Nahl Ayat 96"

ۗ وَلَنَجْزِيَنَّ ٱلَّذِينَ صَبَرُوٓا۟ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ ...."

Terjemahan: ...., Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Quran Surat Al-Anfal Ayat 46)

Semua pahala ibadah ditentukan dan dipengaruhi oleh sifat sabar. Puasa menjadi amal ibadah yang dalam menjalaninya diperlukan kesabaran.

Allah berfirman dalam hadist Qudsi yang disampaikan Rasulullah saw, "Puasa itu bagiku dan Aku membalasnya."

Demikianlah, Allah telah menyandarkan puasa kepada diri-Nya di antara ibadah-ibadah lainnya.

Dia berjanji kepada mereka bahwa Dia bersama orang-orang yang sabar.

Quran Surat Al-Anfal Ayat 46

ۖ وَٱصْبِرُوٓا۟ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ ...."

Terjemahan: ...., Dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Quran Surat Al-Anfal Ayat 46)

Allah juga telah menjanjikan pertolongan bagi orang yang sabar, sebagaimana firman-Nya.

Quran Surat Ali ‘Imran Ayat 125

بَلَىٰٓ ۚ إِن تَصْبِرُوا۟ وَتَتَّقُوا۟ وَيَأْتُوكُم مِّن فَوْرِهِمْ هَٰذَا يُمْدِدْكُمْ رَبُّكُم بِخَمْسَةِ ءَالَٰفٍ مِّنَ ٱلْمَلَٰٓئِكَةِ مُسَوِّمِينَ

Terjemahan: Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda. (Quran Surat Ali ‘Imran Ayat 125)

Sabar itu sebagian dari iman. Rasulullah saw bersabda, "Sabar adalah sebagian dari iman."

Di sisi lain Rasulullah juga bersabda, "Sabar adalah satu simpanan dari beberapa simpanan surga."

Allah berfirman kepada Nabi Daud as, "Beakhlaklah seperti akhlak-Ku, sesungguhnya termasuk akhlak-Ku adalah Aku Maha Bersabar."

Suatu hari Umar bin Al Khattab ra, menulis surat kepada Abu Musa Al As'ari ra. yang berbunyi: "Hendaklah kamu bersabar. Dan ketahui lah Sabar itu ada yang lebih utama yaitu ketika engkau terkena musibah. Lebih utama lagi jika engkau sabar dari mencegah sesuatu yang diharamkan Allah. Sabar adalah tiang dari iman. Taqwa adalah sebaik-baik kebajikan, adapun taqwa itu sendiri harus dilakukan dengan sabar."

Ali ra. berkata, "Islam itu didirikan atas tiga sendi yaitu sabar, jihad dan adil."

Ia juga berkata," Sabar dan iman itu seperti kedudukan kepala dari tubuh. Tidak akan ada tubuh jika seseorang tidak memiliki kepala. Tidak ada iman jika seseorang tidak memiliki sifat sabar."

Umar ra. berkata," Sebaik-baik dua perkara yang sama dan sangat baik tambahan bagi orang-orang yang sabar."

Dua perkara yang dimaksud adalah shalat (ampunan) dan rahmat. Dan yang dimaksudkan tambahan adalah petunjuk.

Abu Darda' berpendapat Puncak iman adalah sabar terhadap hukum dan rela dengan ketentuan-Nya.

Makna dan Hakikat Sabar

Sabar adalah kedudukan yang utama dalam agama dan merupakan derajat utama pula bagi orang-orang yang menempuh jalan menuju Allah.

Semua kedudukan agama itu pada dasarnya dapat disusun menjadi tiga hal, yaitu ma'rifat, hal ihwal dan amal perbuatan.

Ma'rifat adalah pokok yang dapat menimbulkan hal ihwal. Sedangkan hal ihwal adalah buah dari amal perbuatan. Jika diibaratkan ma'rifat itu seperti pohon, hal ihwal adalah dahannya dan amal perbuatan adalah buahnya.

Oleh karena itu sabar hanya akan dapat dilakukan dengan sempurna jika seseorang telah menguasai ma'rifat. Pada hakikatnya sabar itu ibarat ma'rifat. Akibat dari sabar adalah amal perbuatan yang dilakukan seseorang.

Percayalah, hanya manusia saja yang memiliki sifat sabar. Binatang tidak dibekali sifat sabar karena itu kekurangannya. Begitu juga malaikat tidak memiliki sifat sabar karena kesempurnaannya.

Sesungguhnya manusia itu diciptakan mendekati binatang. Semenjak lahir sampai menjelang baligh, mereka hanya memiliki hawa nafsu dan keinginan-keinginan.

Namun atas kemurahan Allah, ketika seseorang sudah baligh diberilah dua malaikat di dalam hatinya yang dapat memebedakan baik dan buruk.

Salah satu malaikat memberi petunjuk dan satu yang lainnya memberikan kekuatan. Dua malaikat tersebut mengalahkan nafsu kebinatangan. Namun seringkali hawa nafsu dan keinginan-keinginan itu mengalahkan dua malaikat tersebut.

Oleh karena itu diperlukan sifat sabar untuk dapat mengalahkan hawa nafsu dan keinginan-keinginan tersebut. Sebab sabar merupakan penggerak agama.

Jika sifat sabar konsisten diterapkan dalam kehidupan sehari-hari maka akan dapat mengalahkan hawa nafsu dan orang tersebut akan mendapatkan kemenangan di jalan Allah.

Adapun ma'rifat (termasuk kesabaran) jika berpengaruh akan dapat mengalahkan hawa nafsu.

Jika demikian maka seseorang dapat mengidentifikasi keburukan-keburukan nafsu kebinatangannya. Kedua malaikat itulah yang kemudian menyerang nafsu tersebut atas izin Allah. Lalu, terhadap apa saja seseorang harus bersabar?

Salah satunya ialah dengan menanggung kesulitan yang berhubungan dengan kegiatan lahiriah.

Misalnya sabar dalam melakukan pekerjaan, baik ibadah maupun di luar ibadah. Adakalanya sabar dalam menahan rasa sakit dan sebagainya.

Namun kesabaran terpuji adalah sifat seseorang yang tertuju kepada agama, misalnya sabar dalam menahan keinginan-keinginan dan tuntutan hawa nafsu.

Contohnya sabar menahan hawa nafsu perut dan kemaluan. Ini dinamakan iffag atau penjagaan diri.

Dengan kata lain, sabar dalam menahan diri dari sesuatu yang tidak disukai. Sabar dalam menghadapi musibah dilakukan dengan cara tidak berkeluh kesah.

Sabar terhadap harta ialah tidak berbuat sombong. Sabar dalam peperangan adalah tidak menjadi penakut. Sabar dalam menghadapi kehidupan yang berlebihan disebut zuhud (lawan dari rakus). Sabar dalam menerima segala sesuatu yang sedikit disebut qanaah.

Menumbuhkan sifat sabar

Bila ingin menumbuhkan sifat sabar, maka seseorang harus membekali diri dengan ilmu dan amal (perbuatan).

Umpamanya seseorang tidak dapat menahan nafsu syahwatnya, maka hendaknya ia memiliki ilmu bagaimana cara mematahkan nafsu syahwatnya.

Di dalam hati orang tersebut ada pergulatan antara hawa nafsu dan malaikat. Maka cara yang tepat ialah rajin dalam berzikir, berfikir dan melakukan amal-amal shalih.

Membiasakan diri untuk melawan hawa nafsu adalah suatu amalan yang dapat menciptakan kesabaran dalam menghadapi godaan.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Global Masih Jadi Ancaman Dunia, Hindari Ciuman Pakai Masker Saat Berhubungan Seks Baca Juga: Warga Timor Leste Mendadak Ingin Kembali Bergabung ke Indonesia, Kondisi Ekonomi Jadi MusababnyaBaca Juga: Positif Narkoba, Lucinta Luna Menangis Dengar Tuntutan 3 Tahun Penjara, JPU Juga Mendenda Rp25 Juta

Adapun menumbuhkan kesabaran yang paling berat adalah mencegah batin dar suara hati.

Karena itu para salaf lebih memilih untuk mengasingkan diri atau duduk di majlis muraqabah berzikir dan berfikir.

Karena dengan demikian, mereka akan dapat mematahkan bisikan setan dari sudut ke sudut.***

Editor: Amir Faisol

Tags

Terkini

Terpopuler