Bagunan Porak-poranda, Kerugian Gempa Bumi Majene dan Mamuju Ditaksir Rp829,1 Miliar

27 Januari 2021, 16:14 WIB
BNPB jadi sahabat tangguh Indonesia selama 13 tahun, terlihat bahu membahu bersama semua lapisan masyarakat dalam penanganan bencana alam di Kabupaten Majene. /Twitter.com/@BNPB_Indonesia/

PR BOGOR - Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB, Rifai, menginformasikan terkait prediksi kerugian yang terjadi di Majene dan Mamuju akibat gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo.

Seperti diketahui, gempa bumi mengguncang wilayah Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene pada Jumat, 15 Januari 2021, ditaksir mengalami kerugian sekitar Rp829,1 miliar.

Angka tersebut dikatakan Rifai berdasarkan pada hasil sinkronisasi dan validasi sementara.

Baca Juga: Kontribusi Gerakan #SolidaritasImunitas, Nikita Mirzani Kirim 1 Truk Permen Jahe untuk Nakes Wisma Atlet

Kata dia, kerugian yang ditimbulkan akibat gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,2 di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene, ditaksir mencapai Rp829,1miliar.

Rinciannya, kerugian di Kabupaten Majene sebesar Rp449,8 miliar. Rinciannya, kerusakan permukiman sebesar Rp365,3 miliar.

Kemudian infrastruktur Rp235 juta. Lalu, sosial sebesar Rp76,9 miliar.

Baca Juga: Muak 'Dimanfaatkan' Mantan, Pria Asal Hong Kong Pilih Pacaran dengan Boneka Ini Selama 2 Tahun

Sementara kerugian di sektor ekonomi sebesar Rp5,13 miliar, serta kerugian lintas sektor Rp2,1 miliar.

Untuk Kabupaten Mamuju, total kerugian akibat gempa ditaksir Rp379, 3 miliar.

Terdiri dari kerugian permukiman sebesar Rp270,1 miliar.

Baca Juga: Gunung Merapu Muntahkan 14 Kali Guguran Awan Panas, Hujan Abu Terjadi di Beberapa Tempat

Kerugian akibat kerusakan infrastruktur Rp1,3 miliar, sosial Rp17,4 miliar, ekonomi Rp50,4 miliar dan lintas sektor Rp39,9 miliar.

Terkait pendataan kerusakan rumah terdampak gempa, Rifai mengatakan, batas akhir pengambilan data kerusakan rumah, hingga 26 Januari 2021.

Untuk kerusakan rumah di Kabupaten Majene tercatat 4.122 laporan yang terdiri dari rusak ringan, rusak sedang dan rusak berat.

Namun, yang sudah berdasarkan kesesuaian data nama dan alamat (by name by address)
baru 423.

Kesesuaian data itu terdiri dari KK, NIK dan foto koordinat.

Di Kabupaten Mamuju, data sementara sesuai laporan senilai 1.701 dan sudah lengkap dengan menggunakan kesesuaian data tentang nama dan alamat.

"Jumlah tersebut masih berakumulasi. Untuk rusak ringan, sedang dan berat yang sudah masuk saat ini akan dimatangkan dulu sambil menunggu data selanjutnya yang akan masuk."

"Warga akan diberikan secara non tunai, dan harus menggunakan nomor rekening baru," ujar Rifai di Mamuju pada Rabu, 27 Januari 2021 seperti dikutip dari Antara.

Untuk proses administrasi, pada Februari 2021 diharapkan sudah dibahas di Kementerian Keuangan untuk selanjutnya yang sudah lengkap dan memenuhi persyaratan akan segera diberikan bantuan secara non tunai .

"Pemulihan diharapkan dapat selesai pada Juni 2021 dan Juli 202. Sehingga, enam bulan ke depan sesuai arahan Presiden Jokowi, tidak ada lagi pengungsi," tuturnya.

Ia berharap warga yang rumahnya mengalami rusak, baik ringan maupun sedang, dapat segera menerima dana stimulan perbaikan sehingga bisa secepatnya menempati rumahnya masing-masing.

"Dari catatan kami, warga yang rumahnya rusak ringan dan sedang, sudah hampir 80 persen yang masuk sehingga diharapkan mereka sudah dapat meninggalkan tempat pengungsian karena mereka akan diberikan dana stimulan," ucapnya.

Data sementara kerusakan dan kerugian itu akan dilaporkan ke Gubernur Sulbar.

Data susulan juga akan diproses dengan tahap yang sama sesuai data sebelumnya dan dikeluarkan oleh pemerintah setempat.

"Data yang masuk lebih awal sesuai persyaratan, akan diproses dan ditindaklanjuti."

"Dengan demikian, akan mempercepat pemulihan," ucap Rifai.***

 

Editor: Rizki Laelani

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler