PEMBRITA BOGOR - Meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD) menjadi perhatian besar Ketua DPRD Kota Bogor, Jawa Barat, Atang Trisnanto. Atas dasar itu, dia meminta pemerintah kota (pemkot) menurunkan tenaga kesehatan (nakes) ke setiap lingkungan rukun tetangga (RT) yang ada di wilayah itu.
Nakes diharapkan dapat menangani kasus DBD yang dialami warga, khususnya anak-anak. Sebab peningkatan kasus periode Januari-Februari 2024, peningkatan kasus DBD di Kota Bogor, di angka 845 kasus dengan total empat kasus kematian awal 2024. Bahkan, pasien DBD di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor membludak.
"Kami minta Pemkot Bogor segera menurunkan nakes ke tiap RT, untuk mengecek warga apabila ada warga terjangkit DBD yang tidak bisa tertangani di rumah sakit," kata Atang di Kota Bogor, Rabu, 28 Februari 2024.
Meski saat ini para nakes yang bertugas di puskesmas sudah melakukan pendampingan rutin ke wilayah-wilayah, menurut Atang, pada penanganan DBD kali ini harus dilakukan secara serentak.
"Mengantisipasi jatuhnya korban DBD sekaligus mengedukasi warga, sehingga dengan upaya yang sudah dilakukan tidak ada lagi tempat berkembangnya nyamuk Aedes aegypti," ujarnya.
Para nakes diharapkan dapat mengedukasi langsung masyarakat di kalangan bawah. Terutama untuk aktif melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungannya.
"Minimal harus sering melakukan survei untuk bisa mengetahui dan mendata tempat yang berpotensi menjadi sarang penyebaran demam berdarah," ucapnya.
Kasus DBD di Bogor Tinggi
Atang menyebut, warga bisa melakukan kegiatan 3M Plus berupa mengubur, menguras, menutup, melipat baju-baju yang digantung yang menjadi tempat sarang nyamuk. PSN juga bisa dilakukan melalui kerja bakti setiap minggu sekali, fogging, hingga membagikan bubuk abate untuk ditempatkan di genangan air.
"Datangi juga rumah-rumah warga untuk melihat ada genangan air atau tidak. Sekaligus melakukan edukasi ke masyarakat agar melakukan 3M plus serta melakukan pencegahan,” ucapnya.