Ganjil Genap Bogor Ditiadakan, PHRI Berharap Bisnis Hotel dan Restoran Ada Gairah Lagi

- 4 Maret 2021, 10:55 WIB
Anggota Polresta Bogor Kota bersama Dishub Kota Bogor mengatur laju kendaraan roda empat saat pemberlakuan aturan ganjil genap di pintu keluar Gerbang Tol Bogor, Jawa Barat, Minggu, 21 Februari 2021.
Anggota Polresta Bogor Kota bersama Dishub Kota Bogor mengatur laju kendaraan roda empat saat pemberlakuan aturan ganjil genap di pintu keluar Gerbang Tol Bogor, Jawa Barat, Minggu, 21 Februari 2021. /Antara Foto/Arif Firmansyah/ARIF FIRMANSYAH

PR BOGOR - Selama dua minggu ke depan Pemerintah Kota Bogor meniadakan aturan ganjil genap.

Wali Kota Bogor, Bima Arya mengatakan kebijakan "rem dan gas" bisa dilakukan setelah melihat data-data yang cukup positif terkait Covid-19.

Selain itu, kebijakan tersebut juga untuk memberikan relaksasi untuk bisa mendorong perekonomian di Bogor.

Baca Juga: PSSI Minta Maaf Soal Tak Urus Izin di Awal Soal Laga Uji Coba Timnas Indonesia vs PS Tira

Pada Februari, rata-rata occupancy hotel 54,87 persen, omset restoran rata-rata menurun 65 persen.

"Kunjungan ke pasar mulai membaik, jadi dua minggu ke depan tidak ada ganjil genap," katanya.

Meski kebijakan ganjil genap sementara ini disetop, Bima Arya tetap memastikan lebih memperkuat kebijakan pusat PPKM Mikro.

Baca Juga: Ganjil Genap Bogor Disetop Sementara, Bima Arya 'Pamer' Angka Kematian hingga BOR

Hal itu menjadi fokus Pemkot Bogor, dengan memperkuat koordinasi di lapangan.

"Mulai dari posko, nanti ada simulasi khusus dengan 36 lurah baru bersama Satgas Covid-19 Kota Bogor, jelasnya.

Kata dia, setiap dua minggu akan ada evaluasi menyeluruh di wilayahnya.

Sementara itu, dia pun memastikan jika jam operasional tetap tidak berubah, karena instruksi menteri jam 21.00 WIB restoran tutup.

Baca Juga: Sinopsis Drama Korea Mouse, Drama Tema Psikopat yang Diperankan Lee Seung Gi

Di sisi lain, kebijakan penghentian sementara gajil genap di Bogor disambut Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia ( PHRI) Kota Bogor, Yuno Abeta Lahay.

Dia mengakui, selama kebijakan gajil genap berpengaruh pada kunjungan hotel di Bogor.

"Sekarang waktunya ekonomi menggeliat kembali setelah ganjil genap disetop sementara."

"Peniadaan ganjil genap sangat diharapkan bisa menggairahkan kembali bisnis hotel dan restoran di Kota Bogor," ujar dia.

Pasalnya, diakui Yuno pengusaha hotel tak sedikit yang mengaku merugi sejak ada pembatasan kendaraan bermotor berdasarkan pelat nomor ganjil dan genap.

Tingkat okupansi atau hunian hotel di Kota Bogor, kata Yuno pernah menembus di bawah 50 persen sejak diberlakukannya ganjil genap.

Dengan kondisi tersebut, ditaksir kerugian mencapai miliaran rupiah.***

 

Editor: Rizki Laelani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x