Bukan Jokowi Pejabat Negara Pertama Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac, Ini Pengakuan Ridwan Kamil

20 Januari 2021, 15:12 WIB

 

 

PR BANDUNGRAYA – Pada Rabu, 13 Januari 2021, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sejumlah tokoh lainnya menjalani pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Istana Merdeka.

Disiarkan secara langsung, proses vaksinasi tersebut berjalan dengan cukup lancar.

Presiden Jokowi yang sebelumnya menjalani pemeriksaan kesehatan, jadi yang pertama disuntik vaksin Covid-19.

Setelahnya, Jokowi tidak mengeluhkan rasa sakit apapun.

Meski masih banyak keraguan mengenai efek samping hingga efektifitasnya, vaksin Sinovac yang digunakan pada pelaksanaan vaksinasi di Indonesia telah mengantongi izin penggunaan darurat dari BPOM serta sertifikasi halal dari Kementerian Agama.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil turut membagikan pengalamannya yang ternyata sudah pernah divaksinasi sebelumnya.

Melalui utas yang dicuitkan di akun Twitter miliknya, Ridwan Kamil atau juga sering disebut sebagai Kang Emil mengungkapkan, dirinya telah disuntik vaksin Sinovac hingga dua kali dengan hasil yang positif.

“Saya sendiri sudah 2 KALI DISUNTIK vaksin Covid-19, melalui produk Biofarma-Sinovac. Jadi tidak perlu disuntik lagi. Hasilnya sangat menggembirakan: Efikasi 65,3 persen (diatas standar WHO 50 persen). Dan 3 bulan setelah disuntik, pasukan Antibodi muncul berlimpah 99 persen,” tulis Kang Emil menjabarkan pengalaman disuntik vaksin.

Lebih lanjut, Kang Emil mengungkapkan kesaksiannya bahwa rata-rata orang yang mendapat suntikan vaksin tersebut tidak menunjukkan efek samping yang berarti.

Justru, efek samping Kang Emil sendiri hanya rasa pegal setelah disuntik dan rasa kantuk selama tiga hari.

“Kesaksian saya sebagai relawan, rata-rata alhamdulillah tidak ada efek samping. Paling hanya pegal 1 jam setelah disuntik dan saya mah mengantuk selama 3 hari,” lanjutnya dalam utas tersebut.

Kang Emil lantas menambahkan, bahwa tidak ada efek samping aneh yang selama ini banyak menjadi bahan pembicaraan sejumlah orang.

Beberapa waktu lalu, sempat beredar sejumlah isu bahwa vaksin Covid-19 dapat menyebabkan pembengkakan, memperbesar alat kelamin, bahkan mengubah orang menjadi buaya. Isu tersebut dibantah oleh Kang Emil.

“Tidak ada demam tidak ada bengkak, tidak nambah panjang si otong dan tidak berubah jadi Hulk atau apapun yang selama ini banyak dikhawatirkan mereka yang terkena hoaks,” ungkap Kang Emil.

“Efek baik: badan merasa lebih sehat, nafsu makan naik dan nafsu julid turun,” lanjutnya dalam utas tersebut.

Selain Ridwan Kamil, sejumlah tokoh juga memberikan pesan kepada masyarakat terkait pelaksanaan vaksinasi di Indonesia.

“Vaksin ini adalah alat yang bisa dipakai untuk melindungi diri kita. Tetapi yang lebih penting, vaksin ini juga digunakan untuk melindungi keluarga kita, melindungi tetangga-tetangga kita, melindungi rakyat Indonesia, dan melindungi peradaban umat manusia di seluruh dunia,” kata Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan RI, seperti dikutip dari media sosial Sekretariat Kabinet.

“Mari kita sukseskan vaksin yang halal dan thayyib. Thayyib artinya efektif, aman, sehingga bermanfaat untuk kemaslahatan umat bangsa,” berikut pernyataan Sekjen Majelis Ulama Indonesia, Amirsyah Tambunan.

Menjelang pelaksanaan vaksinasi bagi masyarakat umum kedepannya, taat kepada protokol kesehatan tetap menjadi kunci pencegahan penyebaran Covid-19.

Meski telah divaksinasi, melaksanakan gerakan 3M seperti mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan menjaga jarak tetap perlu diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat.***

Editor: Rizki Laelani

Terkini

Terpopuler