Network
PR BOGOR - Puskesmas di setiap kecamatan di Jawa Barat (Jabar) diminta memeriksa setiap jajanan anak-anak di sekolah usai temuan kasus Chiki Ngebul di Tasikmalaya, Jawa Barat.
Pemeriksaan ini bertujuan memastikan tidak ada jananan yang mengandung zat berbahaya jika dikonsumsi, seperti Chiki Ngebul yang mengandung nitrogen cair.
Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum selaku pemberi instruksi meminta pemantauan jajanan anak di sekolah ini dilakukan minima satu bulan sekali.
Baca Juga: 4 Rekomendasi Tempat Jajanan Viral Croffle di Bogor, Tersedia Berbagai Rasa
"Minimal satu bulan sekali makanan yang dijual di sekolah-sekolah diambil contohnya dan dites bahannya, berbahaya atau tidak," kata Uu usai menjenguk anak korban keracunan Chiki Ngebul di Tasikmalaya, mengutip ANTARA, Jumat 13 Januari 2023.
Kepala sekolah dan guru juga diminta Uu Ruzhanul agar turut mengawasi pedagang di lingkungan sekolah mereka secara rutin.
Menurut Uu, ancaman makanan berbahaya di lingkungan sekolah sejatinya harus menjadi perhatian semua pihak.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Tempat Jajanan Viral Croffle di Jakarta, Harga Terjangkau Mulai dari Rp25.000
Pengawasan ini bisa dilakukan dengan cara bertanya kepada para pedagang di sekitar sekolah tentang jenis makanan apa yang dijual dan apa bahan-bahannya.
"Jangan dibiarkan, kalau mereka berdagang harus ditanya makanannya apa, bahannya bagaimana," jelas Uu.
Sebagai upaya pencegahan bertambahnya korban makanan berbahaya terutama di sekitar sekolah, Uu mengimbau para pedagang ikut penyuluhan terkait penggunaan bahan makanan yang aman dikonsumsi masyarakat.
Baca Juga: 6 Jajanan Pasar Manis yang Banyak Dijual dan Murah, Mana Favorit Kamu?
"Ini penting agar mereka tahu bahan yang layak dikonsumsi dan tidak," tuturnya.
Adapun terkait jajanan Chiki Ngebul yang sudah menelan korban, Uu dengan tegas melarang jajanan tersebut dijual.
Ikuti informasi lengkap dan menarik lainnya seputar Bogor, Jawa Barat, dan berita nasional hanya di Google News Pikiran Rakyat Bogor.***
