Tahun Baru Islam 1442 H: Kisah Penanggalan Hijriah Bermula di Zaman Khalifah ke II Umar bin Khatab

- 19 Agustus 2020, 03:05 WIB
Tahun Baru Islam 1442 Hijriah
Tahun Baru Islam 1442 Hijriah /Jurnal Garut

PR BOGOR - Sejarah di jazirah Arab mencatat, sebelum Islam datang, umumnya, masyarakat setempat hanya mengenal tanggal dan bulan saja, tanpa tahun.

Catatan sejrah itu tergambarkan bagaimana bangsa Arab menyebutkan kelahiran Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabiul awal tahun Gajah.

Tahun itu, Makah memang diserbu tentara bergajah untuk menghancurkan Ka'bah. Penggunaan tanggal dan bulan pun tidaklah begitu umum.

Baca Juga: BTS Tak Pernah Lelah Tebar Kebaikan, J-Hope Beri Donasi Rp1 Miliar Bagi Anak Kecil Terdampak Corona

Dirangkum Pikiranrakyat-bogor.com dari Antara News, mulanya, penanggalan hijriah adalah ketika Khalifah ke II Umar bin Khatab menerima surat dari Gubernurnya di Bashra, Abu Musa al-Asy’ari.

Surat itu berbunyi “….Membalas surat Khalifah yang tak bertanggal…”.

Lantas sepenggal baris kalimat dalam surat balasan tersebut menarik perhatian Khalifah Umar bin Khatab yang kemudian tercenung.

Baca Juga: Mahfud MD Bilang Islamophobia Berlaku Bagi Pihak yang Kalah! Islam Jalan Tengah Cocok di Indonesia

Khalifah Umar bin Khatab sadar betapa penanggalan menjadi sangat penting terutama pada urusan administrasi kenegaraan.

Setelah itu, Khalifah Umar bin Khatab memanggil para sahabat Rasulullah untuk membicarakan awal dari penanggalan Hijriah ini.

Banyak masukan dan argumen yang diajukan oleh para sahabat Rasulullah untuk memulai penetapan tahun Hijriah.

Baca Juga: Jisoo BLACKPINK Bintangi Peran Utama Drakor Snowdrop, Bakal Menjadi Wanita Protagonis

Ada beberapa masukan dari para sahabat Rasulullaah dalam menetapkan awal bulan dan tahun Hijriah.

Penanggalan Hijriah dimulai dari tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pendapat ini sangat umum dan hal biasa, di mana kelahiran seorang tokoh dijadikan tanggal yang sangat penting bagi sebuah agama atau ideologi.

Masukan lainnya, wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad agar dijadikan dasar awal penanggalan Hijriah.

Baca Juga: Al Ghazali Tak hanya Buat Kagum Kaum Wanita, Blak-blakan Akui Sempat Dilecehkan Ustadz Pribadinya

Alasannya, saat wahyu diturunkan maka dimulailah misi kenabian beliau yang mulia.

Namun ada pula yang mengusulkan penanggalan Islam dihitung dari wafatnya Rasulullah SAW, dengan alasan karena ketika wafatnya Rasulullah SAW wahyu sudah berakhir.

Itu berarti, agama Islam sudah sempurna dan menjadi penyempurna agama-agama terdahulu.

Baca Juga: Tahun Baru Islam 1442 Hijriah, Masuk Maghrib 1 Muharram, Umat Islam Disunahkan Baca Doa Awal Tahun

Sayidina Ali RA kemudian mengusulkan, awal penanggalan Hijriah diawali dari waktu hijrahnya Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah.

Hal itu karena momentum hijrah tersebut menjadi titik balik perjuangan Rasulullah SAW. Apalagi ketika di Madinah, beliau berhasil berdakwah dengan gilang gemilang.

Setelah lama bermusyawarah bersama secara mendalam, dengan berbagai pendapat dan argumentasinya masing-masing, akhirnya disepakati, usulan penanggalan Hijriah diawali dari peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah dengan alasan seperti yang diajukan Saiyidina Ali RA.

Baca Juga: Unair Rampungkan Obat Covid-19 Hasil Kerjasama Bersama TNI, Polri, dan BIN, Diklaim Pertama di Dunia

Ketika memutuskan dan mengumumkan hasil musyawarah, Umar bin Khattab beralasan bahwa hijrahnya beliau sebagai momen keberhasilan dakwah Islam, setelah beliau bekerja sangat keras di Mekah 10 tahun menyampaikan Islam sebagai agama Tauhid.

Kemudian dilanjutkan Rasulullah, bahwa Islam sebagai agama Tauhid dan kemanusiaan di Madinah selama 13 tahun, untuk kemudian dilanjutkan dengan dengan keberhasilan-keberhasilan lainnya dalam menyiarkan agama Islam.***

 

Editor: Amir Faisol

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x