Ungkap Fakta Baru, Peneliti Temukan Lempeng Tektonik Raksasa di Bawah Samudra Hindia Terbelah Dua

- 23 Mei 2020, 14:09 WIB
STUDI baru menemukan lempeng tektonik di Samudra Hindia terbelah menjadi dua.*
STUDI baru menemukan lempeng tektonik di Samudra Hindia terbelah menjadi dua.* /Planet Observer via LiveScience /

PIKIRAN RAKYAT BOGOR - Belum lama ini, sebuah fakta baru berhasil diungkap oleh para peneliti dengan menemukan lempeng tektonik raksasa di bawah Samudra Hindia yang secara geologis terbelah menjadi dua.

Namun, proses terbelahnya lempeng yang dikenal sebagai lempeng tektonik India-Australia-Capricorn berlangsung dengan kecepatan yang lambat yakni sekitar 0,06 inci (1,7 milimeter) per tahun.

"Ini bukan struktur yang bergerak cepat, tetapi masih signifikan dibandingkan dengan batas-batas planet lain," ucap rekan peneliti studi Aurélie Coudurier-Curveur, seorang peneliti senior geosains laut di Institut Fisika Bumi Paris, Perancis, sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari LiveScience.

Baca Juga: Khawatir Kadar Gula Darah Naik Saat IdulfItri? 5 Cara Alami Berikut ini Bisa Jadi Solusinya

Aurélie mencontohkan, sesar Laut Mati di Timur Tengah bergerak sekitar 0,2 inci (0,4 cm) per tahun. Kemudian, Sesar San Andreas di California bergerak sekitar 0,7 inci (1,8 cm) per tahun.

Ada dua petunjuk penting yang ditemukan para peneliti terkait pergerakan lempeng tersebut, yakni dua gempa yang berasal dari tempat aneh di Samudra Hindia yang menunjukkan kekuatan yang mengubah lempeng Bumi.

Gempa berkekuatan 8,6 dan 8,2 pada tanggal 11 April 2012 sempat terjadi di bawah Samudera Hindia, dekat Indonesia. Gempa bumi tidak terjadi di sepanjang zona subduksi, di mana satu lempeng tektonik meluncur di bawah yang lain.

Baca Juga: Rumah Anda Sering Dihuni Hewan Pengganggu yang Bikin Resah? ini Beberapa Langkah yang Bisa Dilakukan

Namun sebaliknya, gempa tersebut justru berasal dari tempat yang aneh terjadi di tengah lempeng.

Hal tersebut mengindikasikan bahwa adanya beberapa jenis deformasi (perubahan) yang terjadi jauh di bawah tanah, di daerah yang dikenal sebagai Cekungan Wharton.

Deformasi ini tidak sepenuhnya tak terduga di lempeng India-Australia-Capricorn karena bukan satu kesatuan yang kohesif.

Sumber artikel dari Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Lempeng Tektonik Raksasa Terbelah menjadi Dua di Samudra Hindia"

"Ini seperti teka-teki. Ini bukan satu piringan lempeng yang seragam. Ada tiga piringan yang, kurang lebih, diikat bersama dan bergerak dalam arah yang sama," tutur Coudurier-Curveur.

Dirinya meyakini bahwa pecahnya lempeng tektonik raksasa di bawah Samudra Hindia karena terjadi kesalahan strike-slip yang sama seperti di San Andreas Fault. Kesalahan semacam ini membuat dua blok Bumi saling bergeser secara horizontal.

Lebih lanjut Coudurier-Curveur menyebut, perpecahan lempeng ini terjadi karena bagian-bagian berbeda dari India-Australia-Capricorn bergerak dengan kecepatan yang berbeda.

Baca Juga: Angka Reproduksi Efektif Virus di Bawah 1,0, Bappenas Menilai Jakarta Siap Terapkan Pelonggaran PSBB

Akan tetapi, peneliti menyebut karena perpecahan India-Australia-Capricorn terjadi sangat lambat, gempa kuat lainnya di sepanjang patahan khusus ini kemungkinan tidak akan terjadi selama 20.000 tahun lagi.

Sebagai informasi, studi ini dipublikasikan secara online pada 11 Maret 2020 di jurnal Geophysical Research Letters dengan judul 'Is There a Nascent Plate Boundary in the Northern Indian Ocean?'.***

Editor: Miftah Hadi Sopyan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x