Di Tengah Pandemi Covid-19 Virus 'Infodemik' Cenderung Lebih Bahaya, Konspirasi dan Hoak Jadi Sumber

- 15 Agustus 2020, 14:37 WIB
Peneliti di Vokasi UI Devie Rahmawati saat menjelaskan virus infodemik dalam acara Literasi Tangkal Infodemik : Gerakan Mencari Solusi di Tengah Pandemik.*/Dok. Vokasi UI
Peneliti di Vokasi UI Devie Rahmawati saat menjelaskan virus infodemik dalam acara Literasi Tangkal Infodemik : Gerakan Mencari Solusi di Tengah Pandemik.*/Dok. Vokasi UI /

PR BOGOR - Virus Infodemik saat ini menjadi salah satu ancaman yang bisa menjangkiti masyarakat yang tidak meyakini keberadaan virus corona sehinggga cenderung mengabaikan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah.

Peneliti di Vokasi Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati menjelaskan, infodemik merupakan penyebaran berita-berita bohong, yang mendorong masyarakat berperilaku beresiko, menurunkan kepercayaan kepada otoritas kesehatan. Infodemik juga membuat masyarakat menjadi terlalu percaya diri.

Studi di Amerika Serikat ditemukan, sekitar 13 persen masyarakat di negara itu percaya Covid-19 itu hoax; 49 persen itu rekayasa manusia.

Baca Juga: Keluarga Sunan Gunung Jati Kisruh di Keraton Kasepuhan Cirebon, PR Luqman Dinilai Tidak Manusiawi

Fakta obyektif ini menunjukkan, virus infodemik ini juga menjangkiti masyarat maju selayaknya warga Amerika Serikat.

Terlebih, studi lain menyebut, krisis baik itu berupa bencana alam, kesehatan, perna, dan lainnya diikuti empat respon oleh masyarakat.

Respon itu biasanya terbentuk empat pola masyarakat yaitu patuh, pengikut, petualangan dan pemberontak.

Baca Juga: Teguran Berujung Cekcok, Pimpinan KPK Bilang Gini ke Anak Amien Rais: Mas Tolong Patuhi Aturannya

Jumlah masyarakat yang masuk dalam kategori pemberontak, yang tidak mau mematuhi atau menolak upaya-upaya menuju perbaikan dari krisis sekitar 10-20 persen paling tinggi.

Halaman:

Editor: Amir Faisol


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x