PR BOGOR - Petinju asal Aljazair, Imane Khelif, jadi pusat perhatian di Olimpiade Paris 2024. Kemenangan telaknya atas Angela Carini dari Italia dalam 46 detik di babak 16 besar kelas 66 kg, pada Kamis, 1 Agustus 2024 di North Paris Arena, Villepinte, Prancis, memicu kontroversi. Banyak pihak mencurigai Khelif sebagai transgender karena kemenangan cepat tersebut.
Rumor ini diperkuat oleh insiden sebelumnya di Kejuaraan Dunia 2023, di mana Khelif didiskualifikasi karena tidak memenuhi syarat yang ditetapkan oleh International Boxing Association (IBA).
Namun, tak ada bukti medis yang mendukung klaim bahwa Khelif adalah transgender. Khelif adalah perempuan sejak lahir berdasarkan keterangan dari akun X @womenpostingws.
"Imane Khelif adalah seorang perempuan sejak lahir, dan menuduhnya sebagai transgender adalah tindakan kriminal," ucap akun tersebut.
Perjalanan Karir Imane Khelif
Lahir di Tiaret, Aljazair, pada 2 Mei 1999, Khelif memulai karier olahraganya sebagai pemain sepak bola sebelum beralih ke tinju.
Dia sering harus menempuh perjalanan jauh ke desa tetangga untuk mengikuti sesi latihan dan menjual besi tua untuk membayar ongkos bus.
Perjuangannya tidak mudah, terutama karena ayahnya awalnya menolak gagasan putrinya menjadi petinju.
Namun, Khelif berhasil meyakinkan ayahnya dan akhirnya mewakili Aljazair di berbagai kompetisi internasional.
Khelif memulai debutnya dalam tinju amatir pada 2018 di AIBA Women's World Boxing Championships di India, meskipun ia kalah di pertarungan pertama.
Di Olimpiade Tokyo 2020, ia kembali mewakili Aljazair tetapi gagal melangkah lebih jauh setelah dikalahkan oleh Kellie Harrington dari Irlandia di perempat final.
Karier Khelif mulai bersinar sejak 2022, meraih perak di Kejuaraan Dunia di Turki, menjadi juara Afrika di Mozambique, dan memenangkan Mediterranean Games di Aljazair.
Pada 2023, ia memenangkan Arab Games di Aljazair. Namun, perjalanan Khelif di Kejuaraan Dunia 2023 terhenti karena diskualifikasi oleh IBA, yang melarang atlet dengan kromosom XY berkompetisi di kategori putri.
Komite Olimpiade Internasional (IOC) tidak sependapat dengan keputusan IBA. IOC menyatakan bahwa putusan yang digunakan untuk mendiskualifikasi Khelif dan atlet lainnya pada tahun sebelumnya adalah sewenang-wenang.
Sikap IOC terhadap Imane Khelif
IOC menegaskan bahwa semua atlet yang berpartisipasi di Olimpiade Paris 2024 telah memenuhi peraturan kelayakan dan pendaftaran kompetisi, serta peraturan medis yang ditetapkan oleh Unit Tinju Paris 2024 (PBU).
"Semua atlet yang berpartisipasi dalam turnamen tinju Olimpiade Paris 2024 mematuhi peraturan kelayakan dan pendaftaran kompetisi, serta semua peraturan medis yang berlaku yang ditetapkan oleh Unit Tinju Paris 2024 (PBU). Seperti halnya kompetisi tinju Olimpiade sebelumnya, jenis kelamin dan usia atlet didasarkan pada paspor mereka," kata IOC pada Jumat, 2 Agustus 2024.
IOC menambahkan bahwa PBU menggunakan peraturan tinju Tokyo 2020 sebagai dasar untuk mengembangkan peraturannya untuk Paris 2024, guna meminimalkan dampak pada persiapan atlet dan menjamin konsistensi antar Olimpiade.
"Peraturan Tokyo 2020 ini didasarkan pada peraturan pasca-Rio 2016, yang berlaku sebelum penangguhan Federasi Tinju Internasional oleh IOC pada 2019 dan penarikan pengakuannya pada tahun 2023," pungkasnya.***