PEMBRITABOGOR.COM - Selama satu dekade terakhir, kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah membawa berbagai perubahan signifikan di Indonesia, terutama dalam hal mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan daya beli masyarakat pasca pandemi COVID-19. Sejak awal masa jabatannya, Jokowi telah fokus pada kebijakan-kebijakan ekonomi yang berdampak langsung bagi masyarakat.
Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ferry Irawan. Ia menyebutkan bahwa berkat strategi yang tepat, angka kemiskinan di Indonesia berhasil ditekan hingga sekitar 9% pada tahun 2024.
Ini adalah pencapaian besar mengingat pada 2014, angka kemiskinan masih berada di kisaran 11%. Bahkan, kemiskinan ekstrem yang tadinya mencapai 6% berhasil ditekan menjadi 0,83%.
"Sejak 2014, kita menghadapi berbagai tantangan, dari perlambatan ekonomi global hingga pandemi COVID-19. Tapi dengan kebijakan yang tepat, kita bisa melewati itu semua dan menekan angka kemiskinan," ujar Ferry dalam diskusi yang diadakan oleh Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) dengan tema 'Satu Dekade Membangun Indonesia Maju' pada Senin, 9 September 2024.
Ferry mengatakan strategi ekonomi yang dijalankan pemerintahan Jokowi berfokus pada tiga pilar utama, di antaranya menjaga daya beli masyarakat, pemberdayaan ekonomi, dan pembangunan infrastruktur.
Pertama, dalam menjaga daya beli masyarakat, terutama kelas menengah ke bawah, pemerintah meluncurkan berbagai program bantuan sosial seperti program sembako dan bantuan langsung tunai.
Menurutnya, ini sangat penting, terutama saat pandemi COVID-19 melanda dan angka kemiskinan sempat naik. Bantuan-bantuan ini membantu masyarakat tetap bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari meski ekonomi sedang sulit.
Kedua, pemberdayaan ekonomi menjadi fokus lain pemerintahan Jokowi. Berbagai program diluncurkan untuk mendukung UMKM dan mendorong usaha mikro dan kecil yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional.